Sistem ini dinilai mampu mendorong partisipasi politik anak muda dan gen z yang lebih besar.
Sehingga pemilih akan merasa memiliki keterlibatan langsung dalam pemilihan, yang dapat meningkatkan minat dan partisipasi mereka dalam proses politik.
Stevanus berharap transparansi, keterbukaan, menjadi salah satu daya tarik anak muda untuk turut terlibat dalam politik.
Sistem meritokrasi dalam pemilu menjadi harapan anak muda untuk terlibat aktif.
Baca Juga: Sosiolog UGM Dr Arie Sudjito Menilai Jelang Pemilu 2024 Depolitisasi Kian Menguat, Begini Repotnya
Sistem proporsional terbuka disebutnya menjadi sistem yang paling tepat untuk saat ini dengan kondisi bonus demografi yang sangat besar.
Pemilih saat ini didominasi oleh generasi millennial dan gen-z. Mereka juga memiliki pandangan lebih rasional terkait dengan kandidat yang akan dipilih dan mewakilinya di parlemen.
Sistem pemilu proporsional terbuka akan mengurangi dominasi kaum elite dalam partai.
"Tidak hanya elit partai yang memiliki peluang besar untuk terpilih. Pemilih dapat memilih kandidat-kandidat yang memiliki kompetensi, kapasitas, pengalaman yang diharapkan dan tidak tergantung pada jaringan struktur oligarki kekuasaan yang ada,” kata Stevanus.