Ia menambahkan, sistem pemilu proporsional terbuka mendorong semua kandidat, baik incumbent maupun baru untuk memiliki ikatan hubungan yang lebih langsung antara pemilih dan kandidat.
Ini akan menciptakan kebutuhan bagi kandidat untuk terus berkomunikasi dengan pemilih dan memperhatikan serta memperjuangkan aspirasi konstituennya.
"Sehingga memutus politikus yang pragmatis, mengandalkan uang, kekuasaan dan kedekatan dengan elite-elite partai yang berpotensi kepada nepotisme politik," ujarnya.***/bambang sugiharto