Pemilu 2024 bukan hanya sebagai bagian dari rutinitas pesta demokrasi 5 tahunan dalam rangka melakukan pergantian para calon pemimpin baik di tingkat legislatif maupun eksekutif.
Namun lebih dari itu, Pemilu 2024 mendatang diharapkan terpilihnya pemimpin dan wakil rakyat yang berpihak pada masyarakat lemah, menguatnya pemilih muda yang cerdas, anti politik uang dan menguatkan politik serta diskursus di era demokrasi.
Arie Sudjito juga mengkritisi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu terjebak pada hal teknis dan prosedural.
KPU juga disebutkan tidak menguatkan kualitas pemilu dengan melakukan edukasi ke calon pemilih muda, edukasi larangan politik uang hingga mencegah terjadinya kampanye politik identitas.
Menurutnya jika pemilu terus begini, yang terjadi hanya pergantian formasi, pergantian orang dan rutinitas.
"Pemilu kita terjebak pada rutinitas, terjebak pada teknokrasi,” sebutnya.
Selain itu, ia juga mengkritik bahwa partai selama ini tidak menguatkan perannya dalam melahirkan calon pemimpin berkualitas.
Namun berebut mencari aktor politik dari kalangan pengusaha atau mantan tentara yang berasal dari luar partainya.