Tiba-tiba Kelabakan Tangani Sampah di DIY, Simak RENCANA Mengelola Cara Modern - Penjadwalan Truk Angkut

7 Agustus 2023, 13:14 WIB
Antrean Panjang Armada Pengangkut Sampah Akibat Menyempitnya Lahan TPST Piyungan. /Ja'far AA/Kilas Klaten/yogyaline.com/kilas klaten/prmn

YOGYALINE - Masalah sampah di DIY meletup ketika TPA Piyungan tiba-tiba diketahui kelebihan kapasitas yang harus diolah. Berbagai langkah instan diupayakan guna tetap mampu menangani persoalan yang ada.

Mulai dari perintah desentralisasi ke pemerintah daerah tingkat II, hingga menggalakkan berbagai cara bijak kepada masyarakat untuk peduli sampah.

Meski demikian cara-cara alternatif dadakan itu tidak sepenuhnya bisa dijalankan. Berbagai konsekuensi yang muncuk pun tidak segera berjalan, hingga kian menambah panjang bahasan dalam menangani fenomena sampah di DIY.

Baca Juga: Krisis Sampah Bukan Hal Sepele, DPRD DIY Minta Penanganan Sampah Domestik RS Masuk Prioritas

Bagaimana perencanaan pengelolaan sampah ke depan termasuk anggaran yang disipakan? Sebelum langkah jangan panjang terwujud, adakah langkah jangka pendek agar pengelolaan sampah lebih termenej? Simak artikel berikut ini.  

Seperti diketahui TPA Piyungan yang selama ini menjadi tumpuan tempat pengolahan sampah di dIY mengalami over kapasitas.

Bahkan ada langkah penutupan sementara hingga ditempuh cara pengelolaan sampah desentraliasi di tiap kabupaten yang ada di DIY. Penutupan berlangsung hingga September mendatang.

Terkait adanya persoalan urgen itu Pemerintah Daerah (Pemda) DIY tergugah berupaya agar pengelolaan sampah di DIY tertangani lebih profesional dengan memberikan nilai tambah lainnya.

Pengolahan sampah itu diproyeksikan akan menghasilkan residu seminimal mungkin sekaligus mampu mengolah sampah menjadi energi baru.

Penggunaan teknologi itu kini masih dalam pengupayaan program Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

“Nanti perkembangannya teknologi yang diharapkan itu sudah bisa memisah (sampah) dan mengolah. Mana plastik, mana kertas, mana yang organik, yang kemudian diolah,” kata Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono.

Baca Juga: Tempat Pengolahan Sampah di DIY Penuh, Warga Butuh Solusi - Tolak Penutupan TPST Piyungan Mulai 23 Juli 2023

Dari sampah yang diolah itu nantinya keluar produknya tidak ada waste, tidak ada residu.

“Kalau 0% saya kira nisbi ya. Intinya residunya tidak ada karena menjadi produk turunan, menjadi listrik, menjadi kompos, menjadi produk daur ulang,” tambahnya.

“Teknologi ini yang kita minta di KPBU,” terang Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono lagi di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta 2 agustus 2023 lalu.

Beny berharap teknologi yang diterapkan nanti dapat mengurangi gunungan sampah yang ada di TPA Piyungan.

“Sampah yang masuk kan masuk pabrik, dipilah dan diolah sehingga yang ke luar tidak ada lagi residu. Residunya sudah ekonomi bergulir jadi energi baru dan produk baru," imbuhnya.

Terkait program KPBU untuk pengelolaan sampah, Beny menuturkan saat ini penawaran kerja sama sudah dilakukan. Selagi menunggu investor yang tertarik, Pemda DIY pun menyiapkan anggarannya.

“Saat ini sounding market sudah dilakukan. Total dana proyek yang ditawarkan besar sekali. Karena itu kami sekarang sedang menyiapkan anggarannya. Kalau nanti DPRD setuju, ya kita ajukan. Pengajuan sekitar Rp 100 miliar itu nanti kita siapkan untuk tahun 2024,” ungkap Beny.

Penjadwalan pengiriman ke TPA

Selain itu, ke depan Pemda DIY juga akan berupaya untuk mengatur tata cara pengiriman sampah ke TPA Piyungan.

Misalnya dengan menjadwalkan waktu pengiriman sampah bagi truk-truk sampah yang selama ini menyetorkan sampah ke TPA Piyungan.

Baca Juga: Atasi Sampah, DIY Tetapkan Lahan Sitimulyo Jadi Tempat Pengembangan TPA Regional Piyungan

Dalam hal ini dibutuhkan pula kerja sama dan kesadaran para petugas truk-truk sampah untuk menaati jadwal yang telah ditentukan.

“Ini dilakukan supaya (sampah) tidak numpuk. Tapi kalau tidak disiplin, ya seperti sekarang ini. Antre panjang di pinggir jalan, semua pada marah, bau, dan bikin macet. Lindinya juga tetap mengalir. Nanti jadi rame lagi,” kata Beny.

Beny pun menambahkan, Pemda DIY mendorong Pemkot Yogyakarta untuk secepatnya melakukan desentralisasi sampah.

Hal ini dikarenakan masih ada sisa sampah dari Kota Yogyakarta yang tidak tertampung di TPA Piyungan maupun Kulon Progo. Menurut Beny, sampah yang berasal dari Kota Yogyakarta rata-rata mencapai 200 ton per harinya.

“Dari jumlah itu, baru sekitar 100 ton sampah yang bisa diangkut ke TPA Piyungan dan 15 ton sampah dibawa ke Kulon Progo. Akibatnya tumpukan sampah masih bertebaran di mana-mana,” ucap Beny.

Editor: A. Purwoko

Tags

Terkini

Terpopuler