Rivalitas Ganjar-Mahfud vs Prabowo-Gibran di Jateng, Simak Basis PDIP - Strategi Jelang Hari H

- 7 Januari 2024, 15:59 WIB
Blusukan Ganjar - Mahfud yang selalu dekat masyarakat ubah elektabilitas pasangan Pilpres nomor urut 3 terus naik.
Blusukan Ganjar - Mahfud yang selalu dekat masyarakat ubah elektabilitas pasangan Pilpres nomor urut 3 terus naik. /purwoko/yogyaline.com/PR JABAR/IST

YOGYALINE - Daerah Jawa Tengah dinilai akan menjadi wilayah pertarungan penting pada Pilpres 2024 sehingga pasangan calon presiden (capres) kini fokus menggalang dukungan di wilayah yang terkenal sebagai basis PDIP itu. Pasangan capres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud yang direpresentasikan sebagai ‘pemilik kandang banteng’ terus menggarap wilayah tersebut, terutama menghadapi gerilya yang dilakukan pasangan calon Prabowo-Gibran.

Jawa Tengah yang dikenal sebagai kandang banteng memang cukup strategis sebagai benteng pertahanan Ganjar-Mahfud, paslon yang diusung PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo itu. Pasalnya mengacu pada hasil pemilu 2019 lalu, PDIP meraup kemenangan tabal, yang juga linier dengan kemenangan pasangan Jokowi-Maruf Amin.

Bahkan dari berbagai hasil survei elektabilitas capres jelang Pemilu 2024 terkini, Jateng merupakan wilayah yang masih kokoh milik PDIP, di samping sejumlah daerah di luar Jawa yang secara tradisional juga merupakan basis PDIP.

Baca Juga: Blusukan Jadi Kunci Utama Kenaikan Elektabilitas Ganjar-Mahfud

Bagaimana peta basis PDIP di Jateng yang kini menjadi perebutan sengit para paslon, terutama Ganjar Mahfud vs Prabowo-Gibran?

Berdasar pada hasil pemilu 2019, suara nasional untuk PDIP di Jawa Tengah mencapai 5,77 juta suara, atau menyumbang 21 persen perolehan suara PDIP. Bahkan perolehan suara di lima kabupaten di Jawa Tengah masuk dalam ranking 10 besar daerah tingkat II dengan perolehan suara PDIP terbanyak.

Menurut data KPU dan BPS, PDIP meraih dukungan 5,77 juta suara atau 29,71 persen dari total suara sah di Jateng pada Pemilu 2019, yakni 19,42 juta suara.

PDIP unggul jauh dari pesaing terdekatnya yakni PKB dengan raiahan 2,73 juta suara atau 14 persen suara sah.

Selanjutnya di posisi ketiga ada Golkar dengan meraup 2,28 juta suara (12,26 persen). Gerindra yang berada di ranking keempat di Jateng hanya meraih 1,71 juta suara atau 8,76 persen.

Secara global dari 16 parpol peserta pemilu, ada 9 partai yang berhasil meraih di atas ambang batas sebesar 4 persen, serta 7 partai meraup di bawah 3 persen suara di Jateng.

Dimana saja PDIP menjadi pemenang, dan dimana para pesaing mampu memberikan persaingan sengit, berikut data selengkapnya.

PDIP menguasai 28 daerah dari 35 kabupaten/kota di Jateng pada Pemilu 2019. Wilayah Surakarta merupakan basis paling militan dalam menyumbang kebesaran partai tersebut di Jateng.

Sejumlah kabupaten yang berhasil direbut untuk dimenangkan PDIP pada Pemilu 2019 antara lain Kudus, Jepara, Kendal, Tegal, dan Kebumen. Daerah-daerah tersebut pada pemilu 2014 dimenangkan partai lain, yakni Gerindra, PKB, dan Golkar.

Baca Juga: Selepas Kuningisasi di Jateng, PDIP Mengambil-alih: Simak Dapil Raihan 12 Kursi Golkar di Kandang Banteng

Sedangkan tambang suara PDIP lainnya meliputi Brebes, Kota Semarang, Kabupaten Banyumas, Wonogiri, Boyolali, Solo, Sragen, dan sejumlah daerah lainnya.

PDIP tidak mampu merebut peringkat pertama di 7 daerah tingkat II di Jateng. Tujuh daerah tersebut dimenangkan partai lain.

Diketahui Partai Golkar memiliki kekuatan cukup baik di Cilacap dan Batang, hingga mereka mencatatkan diri sebagai pemenang. Hanya saja Golkar juga harus lengser dari peringkat pertama di Kudus berdasarkan hasil pemilu 2014. Sedangkan Partai Demokrat menggeser Gerindra di Banjarnegara.

PKB sendiri sebagai runner up di Jateng pada Pemilu 2019 menguasai Wonosobo, Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan, meskipun mereka harus tergeser di Batang, Kendal, dan Tegal dari hasil pemilu sebelumnya.

PPP yang memiliki basis militan di Kabupaten Rembang, sehingga dalam dua pemilu terakhir partai tersebut meneguhkan sebagai juara.

Lantas bagaimana perjuangan partai-partai merebut suara di Jateng, termasuk persaingan para paslon untuk Pilpres 2024? Mampukah Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin menggerus kekuatan banteng di Jateng, hasilnya akan diketahui pasca pencoblosan pada 14 Februari 2024 mendatang.

Rivalitas Ganjar-Prabowo

Dalam sepekan terakhir tim pemenangan Ganjar-Mahfud bersafari di berbagai kabupaten/kota di Jawa Tengah.Tetapi dalam waktu yang bersamaan Jokowi yang dianggap merepresentasikan paslon Prabowo-Gibran, juga giat melakukan kunjungan kerja di daerah tersebut, terutama daerah-daerah yang sebelumnya juga disambangi Ganjar Pranowo.

Deputi Politik 5.0 Paslon Ganjar-Mahfud, Andi Wijayanto mengungkapkan, dalam sosialisasi dan kampanye seiring kian dekatnya hari pencoblosan, pihaknya terus mengolah strategi guna memenangkan pertarungan ini.

Andi Wijayanto mengaku dalam roadshow ke berbagai daerah baik Ganjar Pranowo, Mahfud MD, maupun istri Siti Atiqoh Ganjar kerap harus adu cepat dengan kedatangan Jokowi. Sebab dimana pergerakan Ganjar-Mahfud, maka Jokowi juga kerap mengikuti.

Baca Juga: Inilah Peta Politik di DIY Jelang Pemilu 2024, PDIP Mendominasi di 7 Dapil, Simak Perolehan Tiap Partai

“Kemarin di Purworejo ketika Mas Ganjar, Mbak Atiqoh ke Purworejo. Ternyata Pak Jokowi juga ke sana. Pada 2 Januari mestinya Mas Ganjar ke Tegal dan Brebes, tapi kami tahu Pak Jokowi juga mau ke sana. Maka Mas Ganjar kita geser ke Demak dan Jepara,” kata Andi Wijayanto dalam wawancaranya di chanell Youtube Renald Kazali yang dipublikasikan Minggu 7 Januari 2024.

Banyak kisah yang diungkapkan oleh Andi Wijayanto, yang juga dikenal sebagai perancang strategi kemenangan Jokowi pada Pilpres sebelumnya itu, bahwa dalam persiapan kampanye di daerah, tidak jarang timnya langsung ketemu dengan tim advance jelang kunjungan Jokowi.

Hal itulah yang kemudian menjadi bagian dalam olah strategi timnya guna mengefektifkan kampanye dan konsolidasi.

“Kami ketemu dengan tim Advance presiden di sana, nah kita tahu karena saya dari Lemhanas, lalu Pak Andhika yang mantan Panglima TNI, jadi informasi di lapangan yang begitu-begitu masuk, langsung kita ambil keputusan (melakukan penjadwalan susulan),” katanya.

Diakui Andi Wijayanto baik timnya maupun tim paslon Prabowo-Gibran pada pertarungan Pilpres 2024 ini memiliki data dan jurus-jurus yang nyaris sama guna memenangkan pertarungan merebut suara di Jateng. Sebab basis yang sama sempat berada dalam satu periuk pada Pilpres sebelumnya.

“Sebenarnya kita memiliki data yang sama, ilmu yang sama untuk bagaimana meraih suara di Jateng,” tambahnya.

Hanya saja dikatakan Andi Wijayanto, baik keberadan Ganjar-Mahfud atau Prabowo-Gibran tetap memiliki perbedaan yang nantinya akan menjadi pertimbangan calon pemilih.

“Bedanya kami dengan Jokowi itu soal demokrasi. Ya, ketika Gibran dicalonkan dengan melalui MK hingga muncul isu dinasti, KKN-Nepotisme. Selanjutnya MKMK juga memutuskan bahwa ada pelanggaran etik berat, dan paman Gibran diganti. Nah titik perbedaannya di situ,” tambahnya.

Selain itu juga semakin menegaskan persoalan demorkasi ketika Kaesang tiba-tiba menjadi Ketua Umum PSI, meski baru dua hari menjadi anggota partai.

Andi kembali menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan olah strategi dengan berbagai cara untuk mencapai hasil maksimal pada Pilpres 2024 mendatang.

Baca Juga: 'Kandang Banteng' Jateng Punya KomandanTe Bintang Satu-Tiga, Siapa Mereka? Cek Basis Suara di Sini

Berdasarkan hasil survei internal timnya, ia yakin akan terjadi dua putaran. Dipaparkan kini berdsar hasil survei secara nasional masing-masing paslon memiliki rentang antara lain: elektabilitas Ganjar-Mahfud sekitar 37 persen, Prabowo-Gibran 41 peresen, dan Amin 21 persen.

Sementara itu, Tim Prabowo-Gibran juga terus melakukan pergerakan di Jateng ini. Bahkan menurut Wakil Ketua Tim TKN Paslon No 2, Condro Kirono, pihaknya menargetkan meraup 50 persen suara di Jateng. Hal itu ia katakan saat mengikuti acara kampanye di Jepara pada Minggu, sebagaimana dilansir Antara Jateng.***

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x