“Sebenarnya kita memiliki data yang sama, ilmu yang sama untuk bagaimana meraih suara di Jateng,” tambahnya.
Hanya saja dikatakan Andi Wijayanto, baik keberadan Ganjar-Mahfud atau Prabowo-Gibran tetap memiliki perbedaan yang nantinya akan menjadi pertimbangan calon pemilih.
“Bedanya kami dengan Jokowi itu soal demokrasi. Ya, ketika Gibran dicalonkan dengan melalui MK hingga muncul isu dinasti, KKN-Nepotisme. Selanjutnya MKMK juga memutuskan bahwa ada pelanggaran etik berat, dan paman Gibran diganti. Nah titik perbedaannya di situ,” tambahnya.
Selain itu juga semakin menegaskan persoalan demorkasi ketika Kaesang tiba-tiba menjadi Ketua Umum PSI, meski baru dua hari menjadi anggota partai.
Andi kembali menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan olah strategi dengan berbagai cara untuk mencapai hasil maksimal pada Pilpres 2024 mendatang.
Baca Juga: 'Kandang Banteng' Jateng Punya KomandanTe Bintang Satu-Tiga, Siapa Mereka? Cek Basis Suara di Sini
Berdasarkan hasil survei internal timnya, ia yakin akan terjadi dua putaran. Dipaparkan kini berdsar hasil survei secara nasional masing-masing paslon memiliki rentang antara lain: elektabilitas Ganjar-Mahfud sekitar 37 persen, Prabowo-Gibran 41 peresen, dan Amin 21 persen.
Sementara itu, Tim Prabowo-Gibran juga terus melakukan pergerakan di Jateng ini. Bahkan menurut Wakil Ketua Tim TKN Paslon No 2, Condro Kirono, pihaknya menargetkan meraup 50 persen suara di Jateng. Hal itu ia katakan saat mengikuti acara kampanye di Jepara pada Minggu, sebagaimana dilansir Antara Jateng.***