Dua Buku Aspirasi 80 Tahun Sri Sultan HB X Diluncurkan, Memotret Sikap Humanisme - Legalitas dan Demokrasi

- 18 Desember 2023, 08:39 WIB
Para perangkat desa dari seluruh DIY siap menjalankan amanat dari Sri Sultan HB X beberapa waktu lalu.
Para perangkat desa dari seluruh DIY siap menjalankan amanat dari Sri Sultan HB X beberapa waktu lalu. /purwoko/yogyaline.com/humasdiy

"Terimakasih kasih sebesar-besarnya kepada para narasumber, tim editor dan para penulis yang telah dengan penuh dedikasi merangkai perjalanan hidup Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10," tutup Beny.

Pada buku Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat, Bambang Sigap Sumantri yang juga seorang wartawan senior, menuturkan buku ini diterbitkan untuk merayakan ke Darsa Windu Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Buku ini memuat 8 tema, pertama kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X, kedua suksesi dan Keraton, ketiga keistimewaan Yogyakarta dan pemerintahan Provinsi DIY, keempat relasi Keidonesiaan global dan pluralisme, kelima tradisi budaya Jawa dan lingkungan hidup, keenam peran Sri Sultan saat reformasi tahun 1998, ketujuh ekonomi kreatif dan ke-8 perempuan dan keadilan gender.

Buku ini diberi kata pengantar oleh Presiden Joko Widodo kemudian sambutan pembuka buku oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan ditutup dengan karangan epilog menteri koordinator bidang politik hukum dan keamanan, Prof DR Haji Mahfud MD.

"Presiden Joko Widodo memberi kata pengantar untuk buku ini yang berisi perhatian dan apresiasi kepada Sultan. Dari Keraton Yogyakarta presiden mengatakan Sultan Hamengku Buwono X berperan penting dan aktif dalam mendorong reformasi politik tahun 1998 di era demokrasi dan globalisasi".

"Sultan bersama Keraton Yogyakarta berkontribusi besar mempertahankan dan mengembangkan filosofi serta nilai-nilai budaya asli Indonesia," ungkap Bambang Sigap.

Baca Juga: Sri Sultan Singgung Kondusivitas DIY Syarat Menuju Pancamulia, Pemilu 2024 Harus Jurdil dan Damai

Buku ini berisi konsep harmoni yang berdimensi universal, serta upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Keraton secara kultural masih memiliki legitimasi kuat sebagai penjaga pluralitas budaya Yogyakarta maupun Indonesia.

Prinsip-prinsip nilai multikultural dapat diakomodasi oleh kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono X yang tertuang dalam buku ini.

"Buku ini memuat pula bagaimana Sri Sultan selama ini mengakomodasi humanisme legalitas dan demokratis, namun tetap mempunyai ketegasan. DIY menjadi model rumah bagi kehidupan bersama dari berbagai suku agama dan budaya," terang Bambang Sigap.

Halaman:

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah