Pada proses pemotongan yang biasanya dilakukan oleh warga pada umumnya, jangan memotong-motong daging sambil merokok karena daging sangat peka terhadap bau, termasuk aroma tidak sedap asap rokok.
Tak kalah penting, jangan pernah mencuci jeroan di sungai karena pada umumnya sungai di wilayah kota telah tercemar dengan bahan kimia, limbah rumah sakit, kuman-kuman penyakit seperti Escherichia coli dan Disentri.
“Usahakan juga tidak meletakkan daging di permukaan tanah karena kuman tumbuh 10.000-100.000 kuman per menit,” ungkapnya.
Baca Juga: Cermati Jadwal Sholat Idul Adha di Yogyakarta
Selanjutnya untuk pendistribusian ke warga, diusahakan memisahkan daging dan jeroan serta mendistribusi daging dengan menggunakan tas anyaman bambu.
“Jika tidak ada, lebih baik menggunakan tas plastik bening,” katanya.
Cuk Tri Noviandi, Ph.D., Dosen Fakultas Peternakan UGM lainnya menambahkan, sebaiknya takmir masjid dan panitia kurban memiliki waktu persiapan yang cukup dalam melaksanakan proses penyembelihan kurban.
Ia berpesan agar pemilihan tukang jagal atau tukang sembelih hewan kurban dilakukan selektif mungkin.
“Harus tahu cara menangani kurban dengan baik, kalau bisa yang berpengalaman,” katanya.