Ini Cerita Warga Tentang Simpang Kertek Wonosobo: Juluki Tikungan Tengkorak hingga Pasar yang Tusuk Sate

- 10 September 2022, 22:47 WIB
Situasi penumpang bus sesaat setelah kejadian di Simpang Kertek, Wonosobo. Penumpang pun turun dengan wajah penuh kepanikan.
Situasi penumpang bus sesaat setelah kejadian di Simpang Kertek, Wonosobo. Penumpang pun turun dengan wajah penuh kepanikan. /yogyaline.com/purwoko/

YOGYALINE - Inilah cerita warga tentang Simpang Kertek, Wonosobo, lokasi kecelakaan beruntun yang melibatkan bus pariwisata dan empat mobil hingga mengakibatkan 6 korban tewas.

Boleh dipercaya atau tidak, sejumlah cerita dituturkan warga Kertek terkait lokasi tersebut, yang memang kerap terjadi kecelakaan maut.

Terakhir kali Mercedez Bens bus pariwisata Nopol N-7944-US yang hendak menuju Dieng, mengalami rem blong dan meluncur sejauh 2 Km tanpa ada upaya banting setir dan sebagainya.

Baca Juga: Kecelakaan Bus di Wonosobo: Pikap Rombongan Campursari Tertabrak Laga Kambing, Terseret hingga Hantam Tugu

Bus yang kondisi meluncur deras akhirnya menabrak rombongan campursari dan menghantam tugu di simpang Kertek. Korban pun bisa dibayangkan.

Inilah kisah warga terkait lokasi kejadian:

1.Disebut tikungan tengkorak

Simpang Kertek Wonosobo bukanlah simpangan tajam, atau berada di atas jurang yang curam. Simpang Kertek merupakan jalan landai yang merupakan simpul pertemuan arus dari arah Parakan Temanggung, arah Purworejo, dan arah Wonosobo.

Namun di simpang itu lalu lintas cukup padat. Karena tidak ada lampu lalu lintas, arus secara normal mengalir mengitari tugu yang ada di tengah jalan.

Karena keberadaannya dekat pasar, yang juga tempat pemberhentian angkot, bus maupun dokar, situasi cukup padat dan semrawut.

Namun demikian, meski tidak dalam sitausi tikungan tajam, arus dari Parakan Temanggung pada posisi menurun yang jaraknya cuku panjang, bahkan sekitar 10 Km.

Karena kondisinya seperti itu, kecelakaan kerap terjadi akibat rem blong, atau rem tidak berfungsi dengan baik setelah melalui jalan menurun berkilo-kilo meter.

Menurut warga kecelakaan bahkan tiap bulan terjadi. Di tempat itu pun lantas dijuluki tikungan tengkorak karena kerap terjadi lakalantas yang mengakibatkan banyak korban jiwa.

Baca Juga: Polisi Lakukan Tes DNA, Pastikan Siapa Mayat PNS Hangus Terpotong-potong

2.Tugu dibangun sebagai tameng

Sejak jaman dulu kecelakaan terjadi di tempat itu. Bahkan suatu ketika beberapa tahun lalu, kejadian kendaaraan rem blong juga terjadi.

Saat itu kendaraan besar melaju tak terkendali sampai menabrak warga yang sedang beraktivitas di pasar, hingga andong maupun angkot yang sedang ngetem di tempat itu.

Pihak terkait pun berinisatif membangun tugu di tengah simpang Kertek itu, seakan bisa menjadi pilar tameng sewaktu-waktu ada kendaraan yang nyelonong dari arah Parakan.

3.Pos Polisi dilengkapi tumpukan ban

Simpang Kertek lokasi terjadinya kecelakaan. foto diambil sebelum terjadi kecelakaan, beberapa aktu lalu.
Simpang Kertek lokasi terjadinya kecelakaan. foto diambil sebelum terjadi kecelakaan, beberapa aktu lalu.

Tak jauh dari tugu juga terdapat pos polisi yang juga dinilai rawan jika sewaktu-waktu ada mobil lepas kendali. Tak jauh dari pos polisi pun diberi tumpukan ban mobil menjadi sebuah pagar.

Dalam situasi normal, tugu yang dihias dengan warna warni lampu itu menjadi tampak eksotis, sementara pemandangan di pinggir jalan juga tampah cantik dengan susunan ban-ban kendaraan yang dicat warna-warni.

Baca Juga: TOP ZODIAK LUSA Ini Senin 12 September 2022, Cinta, Keuangan, Karier Cancer

4.Warga menyebut Pasar Kertek posisinya tusuk sate

Di balik upaya pengamanan itu, masih saja kecelakaan terjadi. Namun demikian, kemacetan bisa lebih teratasi. Apalagi kini juga dilengkapi sekian meter beton-beton sebagai pembatas tengah jalan.

Saat situasi normal, arus kini semakin terkendali. Tidak terlalu macet karena kendaraan bisa melintas dengan memutari tugu yang ada di tengah simpang itu.

Warga pun menyebut-nyebut kecelakaan masih terjadi terkait pantangan menurut keyakinan warga setempat.

Boleh percaya boleh tidak, faktanya posisi pasar dalam posisi tusuk sate, tepat tengah-tengah jalan dari arah Parakan Temanggung.

Terlepas mitos tentang tusuk sate, kecelakaan yang dialami kendaraan rem blong dari arah atas memang cukup riskan terjadi. Apalagi jika langsung berhadapan dengan pasar, yang sarat dengan aktivitas warga.

Pasar Kertek sendiri merupakan pasar terbesar di Wonosobo, lebih besar dan ramai dari pasar Induk Wonosobo.

Pasar ini mulai beraktivitas sejak pukul 01.00 dinihari dan tutup pada 16.00 WIB seore hari.

Karena aktivitasnya yang menjadi pusat jual beli aneka hasil bumi berbagai daerah dari dinihari, pasar ini juga sering disebut pasar pagi, meskipun aktivitas juga banyak dilakukan pada siang hingga sore hari.

Baca Juga: Link Live Streaming dan Prediksi Skor Napoli vs Spezia Liga Italia Malam Ini; Asa Sedang di Awang-awang

5.Warga mulai mengaitkan hal di luar logika

Pasca kecelakaan bus pariwisata yang menewaskan 6 orang itu, warga pun kian banyak memperbincangkan keanehan yang dilakukan sopir.

Meski rem tanpa fungsi, bus masih meluncur sejauh 2 Km tanpa ada usaha banting setir sebelum lokasi kejadian.

Mungkin hanya rumor atau isu yang belum terkonfirmasi, namun warga pada Sabtu ada yang mendapat informasi bahwa sopir bus naas itu justru mengalami blank penglihatan saat bus melaju.

Sejauh 2 Km bus melaju tanpa terkendali, sang sopir konon pandangannya gelap. Entah benar atau tidak, warga menyatakan kabar di dapat dari mulut ke mulut di lokasi kejadian. Ya, tentu informasi yang sulit di usut asal mulanya.

Kronologi kecelakaan beruntun

Diketahui, tabrakan beruntun terjadi di Simpang Kertek, Wonosobo, tepatnya jalur Temanggung-Wonosobo yang mengakibatkan 6 orang tewas dari rombongan campursari dari Temanggung.

Dari penuturan seorang pedagang yang dinihari itu sudah mulai buka di Pasar Kertek, tak jauh dari lokasi, saat itu bus yang meluncur deras dari arah Parakan sudah terlihat oleng ke kanan.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan di Wonosobo: Bus Melaju Sejauh 2 Km Saat Rem Blong dan Tabrak Tugu di Tengah Jalan

Saat bersamaan sebuah pick up yang membawa rombongan pemain campursari itu sedang melintas arah Temanggung.

Dari pertigaan itu, mobil sudah belok ke kiri atau maju sekitar 30 meter dari simpang Kertek tersebut.

Persis di depan sebuah apotek, terjadilah benturan laga kambng antara bus pariwisata Nopol Nopol N-7944-US itu dengan pick up.

“Setelah benturan keras itu penumpang terpental, dan mobil terus terdorong hingga membentur tugu di tengah jalan persimpangan Kertek itu,” ungkap wanita yang enggan disebut namanya itu.

Akibat benturan dan dorongan bus yang masih kencang itu akhirnya mobil pick up dan bos terhenti setelah menghantam tugu pertigaan Kertek, yang terletak persis di depan Pasar Kertek.

Kendaraan Mercedes Benz yakni bus pariwisata ukuran medium Nopol N-7944-US yang dikemudikan Hardiyatna Adhita dan membawa 39 penumpang itu hendak menuju Dieng.

Bus nopol N 7944 US itu juga sempat menabrak dua mobil pikap, satu mobil Toyota Kijang Innova dan satu mobil Nissan Livina.

Baca Juga: Ramalan Cinta, Keuangan, Karier Zodiak Gemini, Hari Ini Sabtu 10 September 2022

Menurut data yang ada korban terdiri dari para pemain campursari, penyanyi, hingga MC. Dari penumpang L300 tersebut, 6 orang meninggal dunia.

Data yang diperoleh Yogyaline.com yaitu:

1.Pengemudi L300 Supono

2.Nur Suwarto

3.Ponijan

4.Andi Bahtiyar (20), alamat Tlogowungu, Kaloran, Wonosobo.

5.Yulianti (seniman), Tlogowungu, Kaloran, Wonosobo

6.Dita

Polisi masih melakukan pemeriksaan dan melengkapi data-data pribadi para korban maupun data kendaraan yang mengalami kecelakaan tersebut.

Selain 6 meninggal dunia, ada korban luka berat dan ringan. Hingga Senin pagi diperoleh keterangan dari pihak aparat nama-nama korban luka yaitu:

Luka berat yaitu M Ainun Zaki, penumpang L300 yang merupakan awak dari mobil pick up yang tertabrak  pertama kali. Kini ia dirawat di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo.

Baca Juga: Prediksi Skor dan Link Live Streaming PSS Sleman vs Persis Solo di BRI Liga Petang Ini: Peruntungan Beda Tipis

Selain itu luka ringan Galih Setiawan (36), yang merupakan kernet Mercedes Benz bus pariwisata yang beralamat Mayangan, Kecamatan Jati Kota Probolinggo.***

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah