Akibat lalu lintas armada angkutam, termasuk kendaraan di luar proyek, kini jalan di jalur Banyurejo mengalami kerusakan, dan bergelombang.
Warga mencatat, jalan di wilayah tersebut cukup membahayakan pengendara motor, dimana selama ini kerap terjadi kecelakaan.
“Kerap kecelakaan, sampai meneinggal juga,” ungkapnya lagi.
Warga hanya berharap ada perhatian mengenai hal ini. Warga juga telah mengungkapkan aspirasinya itu dengan memasang spanduk di desa setempat.
Namun hingga kini belum ada tanggapan, sehingga kondisi jalan semakin rusak dan membahayakan. Apalagi saat hujan turun, maka jalan cukup licin akibat debu tebal dan tumpahan-tumpahan tanah di jalanan dari kendaraan proyek setempat.
Proyek jalan tol Jogja – Bawen sendiri telah dimulai sejak Agustus 202 lalu, dimana pengerjaannya ditargetkan rampung pada 2024 nanti.
Jalur tol Jogja – Bawen Seksi 1 ini menghubungkan wilayah Sleman ke Banyurejo, yang nantinya akan disambung dengan seksi 2 menuju jalur Borobudur, Magelang.
Jalur tol di wilayah Banyurejo dibuat melayang (elevated) dimana saat ini proyek telah menggesa pada tahap persiapan pondasi underpass. Pengerjaan box-box tersebut berada di tepian Selokan Mataram yang nantinya bermuara di Sungai Progo, wilayah Bligo.