Serat Sastra Gendhing Karya Pujangga Mashyur Pilihan Pesan Yenny Wahid, Simak Begini Maknanya

- 30 Oktober 2023, 13:09 WIB
Putri Gus Dur Yenny Wahid yang melantunkan Roso Pangroso dari Serat Sastra Gendhing.
Putri Gus Dur Yenny Wahid yang melantunkan Roso Pangroso dari Serat Sastra Gendhing. /purwoko/yogyaline.com/tangkapan layar youtube Rhenald Kasali

YOGYALINE - Tembang Roso Pangroso yang sarat pesan moral dan nilai-nilai kebajikan menjadi populer setelah sosok aktivis pluralisme Yenny Wahid melantunkannya saat mendeklarasikan diri dalam dukungan capres – cawapres kepada Ganjar Pranowo – Mahfud MD di Jakarta pada Jumat 27 Oktober 2023 malam.

Tembang Roso Pangroso diambil dari salah satu tembang macapat dalam Serat Sastra Gendhing karya Sultan Agung Hanyakrakusuma, raja Mataram Islam pada tahun 1613-1645 yang termashyur itu.

Dalam prolognya Yenny Wahid menegaskan niatnya nembang Roso Pangroso sebagai penegasan pentingnya nilai-nilai moral dan etika kebajikan yang harus selalu dipegang dalam kehidupan. Nilai-nilai sebagai ajaran budi pekerti itu termaktub dalam tembang-tembang karya Serat Sastra Gendhing.

Baca Juga: Yenny Wahid dan Barisan Gusdurian Dukung Ganjar - Mahfud, Tembang Roso Pangroso pun Jadi Pembuka

Bagaimana kisah dan latar belakang Serat Sastra Gendhing, berikut maknanya? Simak di artikel berikut.

Dalam banyak literatur disebutkan Serat Sastra Gendhing merupakan karya Kanjeng Sultan Agung Hanyakrakusuma, raja sekaligus negarawan dan budayawan. Dalam lintasan sejarah, Sultan Agung Hanyakrakusuma tercatat sebagai narendra gung binathara, mbau dhenda nyakrawati, ambeg adil paramarta, mamayu hayuning bawana.

Ungkapan bahasa kawi itu menunjukkan makna pemimpin besar penuh wibawa, memegang keadilan, menjunjung hukum, dan senantiasa menjaga keselarasan dunia.

Pada masanya memimpin Mataram saat itu disebutkan sarat dengan akulturasi budaya yang meliputi pengaruh budaya Hindu, Budha, Islam, dan Jawa. Semua aliran dan paham dapat berjalan sesuai harapan, sehingga terjalin sebuah tatanan yang harmonis.

Dalam ajaran Serat Sastra Gendhing ajaran Msultikulturalisme dijelaskan secara tegas, lugas, dan logis.

Halaman:

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah