Naskah koleksi masyarakat Gunungkidul yang berhasil didigitalisasi ada empat buah, tiga berasal dari daerah Nglipar milik Sakiyo dan satu naskah dari Paliyan milik Sutoyo.
Terakhir WILMA menggarap tiga naskah yang didigitalkan dari koleksi pribadi Srinarendra yang merupakan seorang guru dan pegiat aksara Jawa di Sleman.
“Dengan demikian misi WILMA di DIY telah berhasil mendigitalkan 33 naskah dengan total lebih dari 8.000-an halaman,” kata Bagus.
Dalam proses pengerjaannya, tim digitalisasi terbagi dalam tim ahli konservasi fisik, tim katalogisasi, dan tim digitalisasti serta dokumentasi.
Baca Juga: Ayo Dukung Kebaya Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Leluhur
Naskah-naskah yang telah didigitalisasi akan diunggah ke situs Wikimedia Commons, yaitu repository berkas multimedia yang bebas dan terbuka.
Nantinya, diharapkan siapapun dapat memanfaatkan hasil digitalisasi manuskrip dari Yogyakarta ini.
Selain disimpan secara online, naskah-naskah yang telah diunggah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai korpus dataset untuk pengembangan Optical Character Recognition (OCR) berbasis intelegensi buatan (artificial intelegent).
Tujuannya yaitu untuk membantu mempercepat proses pembacaan naskah ke dalam format karakter digital di masa yang akan datang.