Inflasi Tertinggi di Wilayah DIY Dicatat Kota Yogya Disusul Gunungkidul, Tembakau Sumbang 2,75 Persen

3 Maret 2024, 14:48 WIB
Nilai Penyesuaian UM(t+1) = (Inflasi(t) + (PEx α) × UM(t) /

YOGYALINE - Inflasi tertinggi di daerah tingkat II wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2024 dicatatkan oleh Kota Yogyakarta yakni sebesar 2,83 persen dengan IHK sebesar 106,14 persen, dibanding dengan DIY yakni sebesar 2,75 persen.

Sedangkan Kabupaten Gunungkidul di urutan kedua yang mengalami inflasi y-on-y sebesar 2,69 persen dengan IHK sebesar 105,25.

Kepala BPS Provinsi DIY, Herum Fajarwati saat mengikuti rilis berita statistik secara online, Jumat 1 Maret 2024, mengatakan, inflasi yang terjadi di DIY berpengaruh pada Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,65.

Baca Juga: Pemkot Yogyakarta Terus Berupaya Kendalikan Inflasi Terkait Melabungnya Harga Beras

“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,66 persen,”ungkapnya.

Tak hanya itu, pada kelompok kesehatan juga mengalami inflasi sebesar 2,36 persen, kelompok transportasi sebesar 1,19 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,86 persen.

Sedangkan kelompok pendidikan sebesar 1,72 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,19 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,37 persen.

“Sehingga tingkat inflasi month to month (m-to-m) di tingkat DIY pada Februari 2024 sebesar 0,39 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Februari 2024 sebesar 0,37 persen,”ungkapnya.

Inflasi nasional

Deputi Bidang Statistik Produksi  Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia M Habibullah mengatakan, BPS RI mencatat pada bulan Februari 2024 terjadi inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,37 persen dan inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 2,75 persen.

Menurutnya, penyumbang utama inflasi pada bulan Februari 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau hingga 1,79 persen.

Sedangkan, penyumbang utama inflasi terbanyak adalah dari kelompok seperti beras cabai merah, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (SKM), tomat dan bawang putih.

Baca Juga: Bicara Stok Kebutuhan Pokok di Gunung Kidul DIY sih Lebih dari Cukup, Ini Pantauan Tim Pengendali Inflasi

Pihaknya mengungkapkan, secara komponen, tingkat inflasi pada tahun ini secara tahunan relatif stabil di angka 1,68 persen.

Pada tahun ini Inflasi tertinggi terjadi pada Provinsi Papua Selatan sebesar 4,61 persen. Kemudian disusul Provinsi Gorontalo dengan inflasi 3,73 persen, Bengkulu 3,68 persen, Kalimantan Timur 3,28 persen, Jawa Barat 3,09 persen, dan Nusa Tenggara Timur 3,01 persen.

“Inflasi ini sering terjadi pada saat momen Ramadhan setiap tahunnya. Selain itu, inflasi juga terjadi pada emas atau perhiasan, angkutan udara dan kontrak rumah yang memberikan dampak signifikan,”ujarnya.

Ia menambahkan, inflasi juga terjadi pada komoditi beras di tingkat eceran yang mengalami kenaikan pada m-to-m sebanyak 5,28 persen dan hingga 19,28 persen secara y-on-y.

Meskipun secara bulanan inflasi Februari 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya. Inflasi tahun kalender (y-to-d) masih lebih rendah dibandingkan Februari 2022 dan Februari 2023. Untuk Februari 2024 lebih dominan komponen harga bergejolak pada kelompok beras yang menyumbang andil sebesar 0,24 persen.

“Jika mengacu pada data historis yang ada pada periode bertepatan dengan momen Ramadhan, harga beberapa komoditas meningkat ini dampak dari permintaan yang berpotensi untuk mendorong inflasi secara umum sehingga mengalami kenaikan,”ujarnya.

Saat ditemui, Kepala BPS Kota Yogyakarta, Mainil Asni mengatakan, untuk Kota Yogyakarta tingkat  inflasi  m-to-m Kota Yogyakarta bulan Februari 2024 sebesar 0,33 persen dan tingkat inflasi y-to-d Kota Yogyakarta bulan Februari 2024 sebesar 0,40 persen.

“Sehingga penyumbang utama inflasi bulan Februari 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebanyak 0,25 persen.

Baca Juga: Kenaikan Harga Tiket Pesawat Sumbang Inflasi Terbesar di Jateng, Kota Ini yang Catat Inflasi Terendah

Sebagai penyumbang utama inflasi antara lain beras, telur ayam ras, cabai merah, kembang kol, nangka muda, daging ayam ras, dan sawi hijau,”imbuhnya.

Sedangkan penyumbang utama inflasi y-on-y adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebanyak 1,54 persen diantaranya beras  beras, cabai merah, SKM, bawang putih, gula pasir, Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Putih Mesin (SPM), makanan ringan/snack, telur ayam ras, dan  jeruk.

Adapun dari kelompok transportasi dengan andil 0,38 persen dari komoditas penyumbang utama inflasi adalah tarif angkutan udara, tarif kereta api, mobil, perbaikan ringan kendaraan, sepeda motor, dan bensin.

Untuk kelompok pendidikan inflasi mencapai 0,23 persen dari komoditas penyumbang utama inflasi adalah Akademi/Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, serta Bimbingan Belajar.

Jika dibandingkan, pada bulan Februari 2023 dan Februari 2024, pada tahun ini mengalami penurunan inflasi.

Inflasi pada tahun 2024 ini sebanyak 2,83 jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 6,28 persen.***

Editor: A. Purwoko

Tags

Terkini

Terpopuler