Hasto PDIP Sebut Prof Mahfud dan Cak Imin Berbobot dan Mampu Jaga Marwah Debat

- 22 Januari 2024, 13:31 WIB
Cawapres RI Mahfud MD usai debat keempat Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu 21 Januari 2024./ANTARA/Narda Margaretha Sinambela
Cawapres RI Mahfud MD usai debat keempat Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu 21 Januari 2024./ANTARA/Narda Margaretha Sinambela /antara

YOGYALINE - Siapa berkompeten dan siapa yang tak berbobot, masyarakat Indonesia mampu menilai. Semua tersaji dalam penampilan debat capres-cawapres.

Sekertaris TPN paslon capres-cawapres Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto memandang bahwa dari debat cawapres Minggu 21 Januari 2024 malan,  Prof Mahfud dan Cak Imin menjaga marwah debat dengan menunjukkan keseriusan dalam bertanya, menjawab dan menjaga sikap.

Sedangkan Gibran dinilai menunjukkan sikap kurang punya etika, gesture yang kurang pas dan bahkan terkesan memancing emosi para calon pemimpin nasional itu.

Baca Juga: Link Nonton Debat Keempat Pilpres 2024: Inilah Rundown, Tema Debat dan Ketentuan Naradamping

Dikatakan Hasto, semula, usia 40 tahun untuk capres dan cawapres diputuskan dengan mempertimbangkan kematangan emosi calon pemimpin nasional. Namun, keputusan Mahkamah Konstitusi yang diketuai paman Usman mengubah hal itu.

“Yang terlihat tadi malam di debat, Gibran kurang etika, gesture yang kurang pas dan berupaya memancing emosi. Kita sayangkan kekhimatan dan keseriusan debat yang harusnya untuk menjelaskan visi misi dan gagasan besar malah dijadikan ajang gimmick sekedar menjatuhkan atau merendahkan calon lain,” hal itu disampaikan Hasto Kristiyanto dalam keterangan resminya, Senin 22 Januari 2024. 

Ditegaskan Hasto, debat capres maupun cawapres tidak hanya soal singkatan atau gimmick tapi juga substansi, apalagi mengabaikan aturan main.

“Mas Gibran seperti ada persoalan pribadi dengan Tom Lembong. Itu kurang etis," ujar Hasto sekaligus menyayangkan bagaimana Gibran sepertinya lebih membela korporasi Nikel daripada membela kepentingan rakyat. 

“21 korban rakyat yang meninggal akibat ledakan furnace di industri Nikel sama sekali tidak mendapat perhatian dari Mas Gibran," lanjut Hasto.

Halaman:

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x