Fakta Baru Tewasnya 4 Orang Sekeluarga di Kalideres, Ada Kesaksian Pegawai Koperasi hingga Jejak HP

- 22 November 2022, 14:20 WIB
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi beserta jajarannya melakukan penelusuran terkait kasus kematian 4 jenazah di Kalideres.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi beserta jajarannya melakukan penelusuran terkait kasus kematian 4 jenazah di Kalideres. /

YOGYALINE - Inilah fakta baru terkait kasus sekeluarga tewas di rumahnya di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Kematian empat orang dalam satu keluarga yang kondisinya sudah mengering itu memantik perhatian publik.

Sempat muncul praduga bahwa kematian anggota keluarga ini terkait kelaparan. Namun polisi kemudian menyatakan, dugaan itu meleset.

Namun demikian latar belakang kematian empat orang ini masih dalam penyidikan lebih lanjut. Sejumlah perkembangan kini di-update polisi.

Baca Juga: Perkelahian Peserta Munas Pengusaha Muda HIPMI Pecah, Panitia Sebut karena Faktor Ini

Berdasarkan keterangan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi bahwa salah satu anggota keluarga itu telah tewas sejak hampir enam bulan lalu, tepatnya pada 13 Mei 2022.

Hal tersebut diketahui setelah mendapat kesaksian salah satu saksi yang merupakan petugas koperasi simpan pinjam (KSP).

Petugas koperasi simpan pinjam itu mengetahui bahwa salah satu korban telah meninggal saat ia mendatangi rumahnya untuk keperluan urusan peminjaman uang saat itu.

"Di mana salah satu nomor ini kita telusuri, kita ambil keterangan saksi, akhirnya kita memperoleh tiga orang saksi penting dalam proses penyelidikan kami," kata Hengki, dikutip pada Selasa, 22 November 2022.

“Ternyata satu orang ini adalah mediator jual beli rumah, kami tidak sebutkan namanya,” ujarnya.

Diketahui, petugas KSP tersebut mengetahui kematian salah satu anggota keluarga itu saat akan melakukan proses gadai sertifikat rumah yang juga tempat kejadian perkara (TKP).

Hengki menjelaskan rumah yang menjadi lokasi penemuan empat jenazah yang masih dalam satu keluarga itu diketahui akan dijual seharga Rp1,2 miliar.

Menurut Hengki, adik dari Rudyanto Gunawan yaitu Budyanto Gunawan aktif berkomunikasi dengan salah satu petugas KSP.

Baca Juga: Ki Joko Bodo Meninggal Dunia, Putrinya Beri Pesan Begini

Budyanto Gunawan diduga menyerahkan secara langsung sertifikat asli rumah tersebut yang bertuliskan atas nama istri Rudyanto Gunawan (kakaknya) yaitu Renny Margaretha Gunawan.

"Pada tanggal 13 Mei, ternyata mediator ini ketemu dengan salah satu pegawai koperasi simpan pinjam. Oleh karenanya dibiarkan digadaikan sertifikat rumah itu," ucapnya.

"Pada saat itu pegawai koperasi simpan pinjam itu tertarik mengingat lokasi perumahan ini memiliki NJOP yang tinggi. Sedangkan pembayaran untuk simpan pinjam itu maksimal 50 persen dari NJOP, rumah maupun tanah," tuturnya.

Kemudian, tiga petugas KSP pun mendatangi rumah tersebut dengan tujuan untuk melihat sertifikat. Namun, mereka justru mencium bau busuk saat masih berada di depan rumah.

“Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini, dipegang-pegang agak lembut, curiga. Pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya,” katanya.

“Begitu dilihat, langsung yang bersangkutan berteriak takbir, ‘Allahu Akbar! Ini sudah mayat!’ Di tanggal 13 Mei,” ujarnya.

Baca Juga: ZODIAK LUSA LEO KAMIS 24 November 2022, Cinta, Keuangan, Karier

Menurut Hengki, keterangan dari saksi pegawai KSP tersebut sesuai dengan keterangan dari sejumlah saksi lainnya.

“Timeline ini kami cocokkan dengan keterangan saksi-saksi yang lain seputaran TKP, menyatakan memang ini cocok waktunya”.

“Kami minta bukti, mana bukti bahwa saudara pernah datang pada tanggal 13 Mei. Ditunjukkanlah meta data, ternyata tanggal 13 Mei,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Hengki mengatakan bahwa pihaknya juga telah menemukan dua ponsel yang digunakan oleh keluarga tersebut.

“Hasil digital forensik ditemukan hanya ada dua HP. Ini digunakan oleh keempat korban, satu HP digunakan oleh masing-masing dua orang. Kami lihat ada aplikasi PeduliLindungi atas nama masing-masing dua orang,” tuturnya.

Berdasarkan hasil pendalaman, tim digital forensik menemukan fakta baru lainnya yaitu adanya kalimat-kalimat negatif yang tertera di ponsel tersebut.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Inggris Cetak 6 Gol Saat Hadapi Iran, Ulangi Rekor Piala Dunia 2018 versus Panama

“Kami temukan komunikasi satu arah dari satu HP ke HP lain. Ini banyak sekali kata-kata tentang emosi yang negatif yang saat ini sedang didalami oleh pihak psikologi forensik,” katanya.***

Editor: A. Purwoko

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x