Ibu-ibu WKRI DPC Kabupaten Magelang Napak Tilas Pendiri Organisasi di Muntilan hingga Jogja

2 April 2024, 21:22 WIB
sebanyak 35 Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPC Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengikuti napak tilas Pendiri WKRI Maria Sulastri. /purwoko/yogyaline.com

YOGYALINE - Sebagai bagaian dari rangkaian Peringatan 100 Tahun WKRI, sebanyak 35 Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPC Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengikuti napak tilas Pendiri WKRI Maria Sulastri. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa 2 April 2024.

Kegiatan dimulai dengan ziarah ke Makam Kerkof Muntilan, dilanjutkan ziarah ke Makam Celeban dan kunjungan ke pabrik rokok cerutu Tarumartani Yogyakarta, tempat pendiri WKRI memperjuangkan upah buruh perempuan.

Ketua panitia Emelia Ratri menyatakan, kegiatan ini bertema "Lahir Kembali Semakin Berarti", dengan tujuan untuk memahami sejarah dan latar belakang WKRI.

Baca Juga: Lagu 'Make Me A Channel of Your Peace' Akhiri Acara Pembinaan Keluarga dari Bimas Katolik Sleman

Acara napak tilas ini juga diharapkan dapat menginspirasi anggota WKRI bahwa mewujudkan iman memerlukan perjuangan, serta meningkatkan peran organisasi perempuan Katolik dalam masyarakat.

 “Kegiatan napak tilas ini diikuti perwakilan ranting WKRI se-Kabupaten Magelang. Di Magelang ada 12 ranting WKRI,” tutur Emelia didampingi Ketua WKRI DPC Magelang Agata Sri Sumarti.

Selain ke Kerkof Muntilan, ziarah dilanjutkan ke Makam Celeban Yogyakarta, tempat dimakamkannya penasihat WKRI pertama Romo Fransiskus Strater SJ dan Romo Harjosoewanda SJ.

Peserta napak tilas juga menyempatkan berkunjung ke PT Tarumartani, dimana dahulu Pendiri WKRI memperjuangkan upah buruh perempuan, khususnya di pabrik rokok cerutu tersebut.

Ketua bidang organisasi Alexandra Hersi Krisnawati mengutarakan bahwa dulu saat jaman Belanda kaum buruh perempuan di Indonesia banyak diperlakukan secara tidak manusiawi.

Melihat kondisi seperti itu kemudian pendiri WKRI, Sulastri yang saat organisasi perempuan Katolik ini masih bernama Pusara Wanita Katolik, berhasil menaikkan derajat kesejahteraan upah kaum buruh perempuan, termasuk di pabrik rokok cerutu Tarumartani ini. 

“Kami melakukan napak tilas ini untuk mengetahui latarbelakang WKRI itu seperti apa. Saat ini sudah 100 tahun, kalau kami tidak tahu sejarahnya, apa gunanya kami berorganiasi di WKRI,” ujar Hersi.

Baca Juga: Ikatan Pemuda Katolik Temanggung dan IPNU - IPPNU Berbagi Takjil Bersama di Jalan, Begini Keseruannya

Pendamping WKRI Romo Agustinus Sudarisman Pr berharap, melalui napak tilas ini paling tidak anggota WKRI akan punya gambaran bahwa mewujudkan iman itu tidak secara otomatis, namun melalui perjuangan.

Imam Projo Keuskupan Agung Semarang ini juga berharap di usia seabad WKRI menjadikan organiasi perempuan Katolik itu kian berkiprah di tengah masyarakat.***

Editor: A. Purwoko

Tags

Terkini

Terpopuler