Sri Sultan Tekankan Etika dan Adab Pemilu 2024, Butet Tulis Lirik Lagu 'Polisi Jagoanku'

23 Januari 2024, 12:15 WIB
Gubernur DIY Sri Sultan HB X. /purwoko/yogyaline.com/prov diy

YOGYALINE - Butet Kertaradjasa, Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hadir dalam satu panggung dalam acara bertajuk Peace And Harmony di Yogyakarta, Jumat 19 Januari 2024 malam. Kehadiran ketiga tokoh cukup menarik.

Dalam kesempatan tersebut Sri Sultan HB X mengajak masyarakat Jogja untuk bisa mewujudkan Pemilu 2024 damai, jujur, adil, dan berbudaya.

Kehadiran Butet Kartaredjasa juga cukup spesial karena saat itu tampil berbagai acara hiburan, termasuk penampilan orkes Sinten Remen.

Baca Juga: Kritisi Impor Pangan, Ini Strategi Ketahanan Pangan Ganjar-Mahfud

Acara ini merupakan ikhtiar untuk tetap menjaga keamanan dan kenyamanan Yogyakarta di tengah berlangsungnya pesta demokrasi. Pada malan itu dilaksanakan pula launching lagu "Polisi Jagoanku" karya seniman Ndarboy, yang liriknya ditulis oleh Butet Kartaredjasa.

Sri Sultan tak henti-hentinya menyuarakan komitmennya untuk jogja. Semua tahapan Pemilu Serentak 2024, maupun Pilkada untuk waktu setelahnya, harus menjadi pembelajaran politik yang saling asah-asih dan asuh, untuk mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi. Itulah tatanan hidup bersama yang disemangati dengan kemanusiaan.

Hal ini disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya saat menghadiri kegiatan yang diselenggarakan Polda DIY bersama seluruh elemen masyarakat bertajuk Peace and Harmony: Jogja Asik, Jogja Bermusik, untuk Indonesia Apik pada Jumat (19/01) malam.

Di tengah kerumunan masyarakat yang berkumpul di Titik 0KM, Sri Sultan menegaskan, dalam kehidupan ini, keselamatan dan kesejahteraan manusia dapat terwujud jika nilai-nilai kemanusiaan senantiasa terjaga.

"Atas dasar nilai kemanusiaan dalam tatanan hidup masyarakat dalam berbangsa dan bernegara tersebut, marilah kita serukan kata damai untuk Pemilihan Serentak ini".

"Bagaimanapun, pemilihan serentak lebih dari sekadar olah-politik, Pemilu adalah juga olah-budaya untuk meningkatkan mutu budaya-demokrasi, agar tumbuh subur dan kuat mengakar menjadi budaya-rakyat," papar Sri Sultan.

Sri Sultan pun mengungkapkan, saling menghormati bukanlah wujud kerendahdirian. Melainkan wujud kerendahhatian agar dapat membawa diri dengan tepat dalam pergaulan, secara sosial dan politik.

Karena siapapun dan bagaimanapun posisi seseorang, setiap orang harus tetap dimanusiakan. Inilah etika dan adab yang harus dijunjung, sebagai jati diri masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Prabowo-Gibran Sowan, Sri Sultan Tegaskan Tak Pengaruhi Netralitasnya: 'Saya Bukan Bagian dari Itu'

"Mewujudkan pemilihan serentak yang berbudaya adalah dengan mengendalikan konflik sosial, agar terhindar dari intrik dan intimidasi, provokasi, pelecehan, ujaran kebencian, berita bohong, politik SARA dan politik uang, atau pun pencemaran nama baik".

"Kalau pola ini diikuti, niscaya gejolak sosial yang mewarnai proses Pemilu di Indonesia dapat diminimalisir. Karena pada dasarnya, suasana nyaman dan aman mestinya dibangun dalam sebuah Keluarga Besar Masyarakat Indonesia yang berbudaya serta berkeadaban," jelas Sri Sultan.

Launching Polisi Jagoanku

Pada acara ini, hadir pula Kapolri, Jend Pol Listyo Sigit Prabowo beserta istri, Wakil Gubernur DIY beserta istri, jajaran Polri maupun Forkopimda DIY.

Acara ini diawali dengan pembukaan Pameran Seni Rupa di Museum Benteng Vredeburg oleh Kapolri dan Gubernur DIY.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pergelaran musik Ndarboy andThe Genk, orkes Sinten Remen dan Trie Utami di Titik 0KM.

Acara ini juga merupakan ikhtiar untuk tetap menjaga keamanan dan kenyamanan Yogyakarta di tengah berlangsungnya pesta demokrasi.

Bersamaan dengan acara ini dilaksanakan pula launching lagu "Polisi Jagoanku" karya seniman Ndarboy, yang liriknya ditulis oleh Butet Kartaredjasa.***

Editor: A. Purwoko

Tags

Terkini

Terpopuler