YOGYALINE - Kontroversi acara pernikahan anjing Jojo dan Luna dengan adat Jawa bukanlah sebuah kreativitas, tapi sebuah tindakan yang kelewat batas dalam hal etika berbudaya.
"Pernikahan anjing dengan adat jawa yang dilakukan beberapa waktu lalu menurut saya bukanlah kreativitas, tetapi tindakan kelewat batas." kata Huda Tri Yudiana Wakil Ketua DPRD DIY saat menanggapi viralnya acara yang dihelat di Pantai Kapuk Jakarta beberapa hari lalu.
Pernikahan sebagaimana tata cara adat Jawa merupakan budaya adiluhung yang sarat makna.
Setiap tahap, langkah bahkan pakaiannya ada makna dan pelajaran luhur yang terkandung di dalamnya.
"Pernikahan juga peristiwa sangat sakral yang merupakan janji setia antara insan manusia," katanya.
Pernikahan anjing dengan adat Jawa menurut dia sangat melecehkan dan bertentangan dengan norma budaya Jogja.
"Saya sangat mengecam hal tersebut. Sebagai warga DIY saya tersinggung budaya adiluhung yang mestinya dijunjung, justru dilecehkan," ungkap Huda Tri Yudiana, yang juga anggota Fraksi PKS ini.
Sebuah ekspresi seni budaya dan kreativitas sangat dihargai di DIY, tapi mesti ada norma norma sebagai batasan.
"Saya curiga ada agenda-agenda tersembunyi di balik event tersebut, propaganda negatif yang bertentangan dengan norma," ungkapnya.
Semestinya penyelenggara segera minta maaf ke publik, hingga dirinya pun menyatakan akan mendukung jika ada elemen masyarakat melakukan somasi atau tindakan hukum lainnya.
"Jangan ada lagi yang main main dengan budaya Jogja. Silakan berkreativitas tapi dalam batas norma," tegasnya lagi.
Baca Juga: Poliklinik Hewan Kota Yogyakarta Layani Pemeriksaan Murah, Cepat
Diketahui event pernikahan anjing Jojo dan Luna cukup kontroversi dan menyita perhatian netizen.
Selain tata caranya yang cukup kontroversial, even ini juga konon diselenggarakan secara mewah dengan biaya tidak sedikit.