Hajatan Rakyat di Solo Masyarakat 'Ruwat Balai Kota' Agar Terhindar Kesialan, Ini 3 Pesan Ganjar-Mahfud

- 10 Februari 2024, 08:37 WIB
Yenny Wahid berorasi di atas panggung saat kampanye akbar Ganjar-Mahfud di Stadion Pakansari Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat, 9 Februari 2024.
Yenny Wahid berorasi di atas panggung saat kampanye akbar Ganjar-Mahfud di Stadion Pakansari Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat, 9 Februari 2024. /Pikiran Rakyat/Aldiro Syahrian/

YOGYALINE – Massa pendukung paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud mulai memadati setiap sudut kota Solo pada Sabtu 10 Februari 2024 pagi. Massa pendukung berdatangan, bahkan dari luar solo, seperti Yogyakarta.

Ganjar-Mahfud bakal menggelar kampanye akbar di Solo pada Sabtu pagi ini. Diperkirakan puluhan ribu pendukugn bakal tumpah ruah di Solo.

Selanjutnya, kampanye pamungkas Ganjar-Mahfud bakal digelar di Semarang pada siang hingga petang nanti.

Baca Juga: Kampanye Pamungkas Bakal Jor-Joran Massa: Ganjar Merahkan Solo Semarang, Anies di JIS Bendera PKS Mendominasi

Deputi Kanal Media TPN Ganjar-Mahfud, Karaniya Dharmasaputra mengatakan bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud Md akan menyampaikan tiga pesan penting pada Hajatan Rakyat di Solo dan Semarang.

"Pesan yang akan disampaikan adalah pentingnya kecintaan rakyat kepada pemimpinnya, menjaga dan merawat demokrasi sebagai budaya bangsa, serta merapatkan barisan untuk menegakkan kesakralan demokrasi ke seluruh penjuru negeri," kata Karaniya dalam keterangannya di Surakarta, Sabtu 10 Febuari 2024 seperti dikuto dari Antara.

Ia mengatakan salah satu rangkaian kegiatan Hajatan Rakyat yang menarik adalah meruwat Gedung Balai Kota Surakarta sebagai simbol kekuasaan saat ini.

Ruwatan merupakan simbol kecintaan rakyat Surakarta kepada pemimpinnya, revolusi cinta dilakukan agar segala keburukan, serta gangguan di pusat kekuasaan kembali mendapatkan keselamatan, kewarasan, dan ketenteraman.

Selain itu, ruwatan dalam tradisi masyarakat Jawa adalah sebuah permintaan tulus kepada Tuhan Yang Maha Esa agar terbebas dari segala bentuk bahaya dan bencana, serta untuk mendapatkan keselamatan dan kebaikan dalam menjalani kehidupan.

“Dalam ruwatan ada beberapa ritual pendukung seperti lakon Wayang, Sesajen, Bunga, dan Barang-barang lainnya yang dianggap dapat mendukung tercapainya maksud dari ruwatan,” ujarnya.

Meruwat Gedung Balai Kota, jelas Karaniya, berarti membersihkan Gedung Balai Kota yang menjadi simbol kekuasaan dari segala macam bentuk kotoran, kesialan, bencana, dan bahaya.

“Harapannya, kekuasaan akan kembali berpihak kepada rakyat Solo Raya,” jelas dia.

Baca Juga: Ganjar Ungkap Ada Pihak yang Ngotot Ngejar Ketertinggalan Hingga 'Gerilya' ke Kampus

Lalu, kirab juga menjadi bagian penting karena ditandai berbagai pertunjukan meriah yang melibat berbagai lapisan masyarakat, yang berkumpul untuk menyatukan tekad, yaitu merawat demokrasi.

“Hajatan rakyat, bukan pesta konglomerat. Hajatan Rakyat ada ungkapan syukur rakyat kepada Yang Maha Esa,” pungkas Karaniya.***

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x