Ganjar Bernostalgia Nonton Seni Jathilan Bersama Ribuan Warga Sleman

- 6 Februari 2024, 19:57 WIB
Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid di tengah ribuan massa.
Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid di tengah ribuan massa. /Foto IG #ganjarpranowo/yennywahid

YOGYALINE – Ribuan pendukung paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud hadir dalam kampanye yang dihadiri Ganjar Pranowo di Turi, Sleman, Yogyakarta, Selasa 6 Februari 2024. Dalam kesempatan itu, Ganjar sempat menari jathilan bersama ratusan seniman warga Sleman.

Ganjar Pranowo menyatakan seni tradisional seperti jathilan harus sering ditampilkan melalui sebuah festival guna memberikan pesan kepada masyarakat jika Indonesia memiliki budaya yang kaya.

Pernyataan itu disampaikan saat dirinya mendatangi Embung Kaliaji yang terletak di Dusun Sangurejo, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa 6 Februari 2024.

Baca Juga: Hari Ini Ganjar Kampanye di Sleman, Petang Hari ke Ponpes Krapyak

Kedatangan Ganjar ke lokasi tersebut dalam acara bertajuk “Jathil Bareng Mas Ganjar” disambut kesenian jathilan dan ribuan masyarakat Sleman.

“Inilah anak-anak mudanya menarik, kostum juga bagus-bagus, mungkin nanti dengan festival dan akan bisa memberikan pesan kebaikan kepada masyarakat,” kata dia dikutip dari keterangan resmi, Selasa 6 Februari 2024.

Ini merupakan kedatangan Ganjar kesekian kali di Yogyakarta selama masa kampanye akbar. Di Yogyakarta, Ganjar mendapat dukungan meriah dan disambut para pendukungnya yang fanatik.

Dalam setiap kampanye yang cukup membeludak itu, warga menyatakan siap memenangkan Ganjar-Mahfud.

Jathilan merupakan kesenian yang telah lama dikenal oleh masyarakat kota Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kesenian jathilan juga dikenal dengan nama kuda lumping, jaran kepang, dan kuda kepang.

Ganjar mengaku seperti bernostalgia semasa kecil lantaran kerap menonton kesenian seperti jathilan. Bagi dia, seni tradisional tak hanya cukup dengan dilestarikan, tapi harus dikembangkan agar tak lekang oleh zaman.

“Kalau saya kecil itu kan di desa ya reog, jathilan ya terus kemudian kesenian tradisional-tradisional yang ditarikan oleh siapapun. Maka hari ini di Sleman mereka mengundang (saya) jathilan, masyarakat bisa berkumpul dengan bahagia, inilah seni-seni tradisional tidak hanya dilestarikan, tapi dikembangkan,” ucapnya.

Ganjar juga menyatakan bahwa pemerintah cukup memfasilitasi kebutuhan para pelaku seni, sehingga mereka cukup mengerjakan tugas yang hendak dilakukan.

“Kalau punya budaya yang baik, yang bagus, maka harus dikembangkan. Maka dalam perdebatan kemarin, muncul bagaimana kebudayaan bisa tumbuh dan tidak terhalang oleh birokrasi, maka birokrasi memfasilitasi pelaku seni dan budayanya yang melaksanakan, itu pasti akan tumbuh,” ungkap dia.

Baca Juga: Tabrak Prof (Mahfud) Malam Ini di Jogja, Ganjar Temui Pemulung Kemudian Tablig Akbar di Garut

Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu berjanji takkan membatasi para pelaku seni mengeluarkan kata-kata satire apabila menjadi Presiden nantinya. Menurut dia, kritikan yang masuk dari para pelaku seni harus didengarkan dan jangan dianggap menjadi sebuah ancaman.

“Memang ada kadang-kadang budaya satire kritik kepada pemerintah dan seperti itu jangan baper (bawa perasaan). Umpama kaya Mas Butet (Butet Kartaredjasa), dia aktor sangat bagus sekali, tapi kadang-kadang kalimatnya nyindir, kalimat-kalimatnya kritik sosial, dan ini harus kita dengarkan sebagai sebuah ekspresi kebebasan yang ada di masyarakat dan itu akan berkembang dengan sangat baik,” ujar Ganjar.***

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x