Karenanya UGM ingin memperkuat kandidat potensial dari wilayah tersebut agar berani mendaftarkan diri.
"Nantinya setelah lulus diharapkan pulang ke kampung halaman dan bisa membangun daerah asalnya,” harapnya.
Rektor UGM itu mengatakan, UGM ingin memeratakan pembangunan SDM dengan memberikan kesempatan bagi calon-calon mahasiswa unggul dari wilayah 3T, untuk menempuh pendidikan di UGM.
Upaya ini dinilai perlu mengingat dari data tiga tahun terakhir menunjukkan pendaftar calon mahasiswa baru baik prodi sarjana maupun sarjana terapan melalui seluruh jalur penerimaan, mayoritas berasal dari Pulau Jawa, yaitu sebesar 75 persen.
Selebihnya, dari Pulau Sumatera 13 persen, Sulawesi dan Maluku 4,8 persen, Kalimantan 3,5 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,7 persen, dan sisanya dari daerah lain.
Program ini butuh dukungan dan keterlibatan alumni UGM (Kagama) dan pemda setempat. Karena disadari merekalah yang mengetahui potensi serta arah pengembangan SDM di daerah setempat.
Dengan mengintensifkan kembali program inklusivitas berbasis geografi ini diharapkan dapat menjaring putra daerah yang potensial.