80 Tahun Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X Terima Kado Spesial dari Umat Katholik di DIY

28 November 2023, 12:03 WIB
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima kado ulang tahunnya yang ke-80 (Tahun Jawa) dari Keuskupan Agung Semarang di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Minggu (26/11/2023) sore. /purwoko/yogyaline.com/@humasjogja

YOGYALINE - "Di antara gemerlap doa, saya sungguh merasa berbahagia dapat hadir di pelataran suci ini, dalam rangka merayakan karunia usia yang telah mengalir selama 80 tahun. Dalam renungan mendalam tentang makna hidup, kita dihadapkan pada pertanyaan esensial, mengapa kita ada di dunia ini? "ucap Sri Sultan Hamengku Buwono X saat berada di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu 26 November 2023 sore.

Pada sore yang cerah itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima kado ulang tahunnya yang ke-80 (Tahun Jawa) dari Keuskupan Agung Semarang.

Kado istimewa dari umat Katolik tersebut berupa replika tongkat Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko.

Baca Juga: Audiensi PWKI di Vatikan, Sri Sultan HB X Hadiahkan Gunungan untuk Sri Paus

Replika kepala tongkat tersebut berupa relief burung pelikan yang sedang melukai dirinya sendiri guna memberikan makan dan minum kepada anak-anaknya. Artinya seorang pemimpin yang bijaksana harus siap mengorbankan dirinya demi keselamatan, keamanan dan kesejahteraan rakyatnya.

Usai menerima kado spesial yang diserahkan langsung Romo Mgr Robertus Rubiyatmoko, Sri Sultan pun diminta memotong tumpeng. Potongan tumpeng diserahkan kepada perwakilan umat Katolik Romo Mgr Robertus Rubiyatmoko dan sang istri GKR Hemas.

Turut mendampingi saat itu putri sulung Sri Sultan, GKR Mangkubumi, Ketua DPRD DIY Nuryadi, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Mengupas tentang reflesksi diri ‘mengapa kita ada di dunia ini?, Sri Sultan mengungkapkan bahwa sejatinya semua terjalin secara linier dengan falsafah moral Sangkan Paraning Dumadi yang menjadi ugeman (pegangan nilai) hidupnya.

Bagi Sri Sultan tiap detik yang bergulir dalam perjalanan hidup adalah bab yang tercipta, untuk diisi dengan kebijaksanaan dan kebajikan.

Dalam dunia fana ini, harmoni dan kedamaian menjadi jiwa, dan setiap langkah adalah alur menuju kebahagiaan sejati

"Pada momentum 80 tahun usia ini pula, saya pun senantiasa mengingatkan kepada diri sendiri, dengan selalu menanyakan pada nurani, Apa makna sebuah tahta dan menjadi seorang Sultan, apabila tidak memberi manfaat bagi masyarakat?”

“Pertanyaan itu, pada akhirnya mengkristal dalam prinsip moral Hamengku Buwono Tekadku," tandasnya.

Baca Juga: Seruan dari DIY Sri Sultan HB Teken Deklarasi Pemilu Damai, Berbudaya dan Bermartabat

Raja Keraton Yogyakarta ini menekankan Hamengku Buwono menyandang tiga substansi yang bersumber dari makna Hamangku, Hamengku dan Hamengkoni. Membesarkan hati dengan lebih banyak memberi daripada menerima.

Dalam berbagai situasi sulit, sejatinya pemimpin adalah pengayom yang siap berdiri paling depan, menjadi panutan, dan tampil mengambil tanggung jawab dengan segala risikonya.

"Memang, manusia fana tak lepas dari aral melintang. Pun saya, dalam liku kehidupan, tak jarang dipertemukan dengan berbagai tantangan dan coba".

"Tetapi saya percaya, dalam setiap hembusan angin, terdapat petunjuk bagi mereka yang mau mendengarkan," imbuh Sri Sultan.

Ada Bersama Rakyat untuk Rakyat

Perwakilan umat Katolik Keuskupan Agung Semarang, Romo Mgr Robertus Rubiyatmoko mengucapkan selamat dan turut bersukacita atas Wiyosan Sri Sultan yang ke-80 tahun.

Selain itu, pihaknya sangat mengapresiasi visi kepemimpinan Sri Sultan berupa tahta bagi kesejahteraan kehidupan sosial budaya rakyat.

"Kami umat Katolik mengucapkan mangayubagyo wiyosan ke-80 Sri Sultan dan terima kasih telah meluangkan waktu hadir di Gereja Hati Kudus Ganjuran. Kami berdoa agar Sri Sultan senantiasa diberikan kesehatan, berkah, kebijaksanaan serta diberi usia yang panjang sehingga bisa memimpin warga DIY menuju masyarakat guyup, rukun, ayem dan tenteram," tuturnya.

Romo Mgr Robertus Rubiyatmoko menyatakan umat Katolik Kevikepan Yogyakarta Barat dan Timur maupun Keuskupan Agung Semarang berbahagia dapat ikut mangayubagyo 80 tahun Sri Sultan.

Kesempatan ini dinilai sangat istimewa karena dapat merayakan hari jadi pimpinan yang mampu merangkul, melindungi, mengayomi dan menjaga warga DIY, termasuk umat Katolik.

"Kami merasakan betul perhatian dari Ngarsa Dalem sebagai pemimpin kepada rakyatnya yang tulus dan penuh cinta. Termasuk beliau sebagai Raja Keraton Yogyakarta yang selalu ada bersama rakyat dan untuk rakyat. Singkatnya Ngarsa Dalem selalu ada di hati umat Katolik," ungkapnya.

Selanjutnya, umat Katolik juga mendukung Keistimewaan DIY di bawah kepemimpinan Sri Sultan yang mengutamakan nilai budaya luhur.

Baca Juga: Tak Harus ke Pelosok Kampung, KKN UGM Diterjunkan untuk Bantu Entaskan Kemiskinan di DIY

Nilai -nilai luhur tersebut berupa Hamemayu Hayuning Bawana, Sangkan Paraning Dumadi dan Manuggaling Kawula Gusti yang terus diamalkan dan diwujudkan dalam kehidupan masyarakat.***

Editor: A. Purwoko

Tags

Terkini

Terpopuler