Cerita Gubernur DIY Sri Sultan HB X Tentang Sapi Makan Sapi di Gunung Kidul, Ini Solusi yang Diupayakan

- 20 Maret 2023, 11:03 WIB
Sri Sultan HB X dan GKR Mangkubumi, putri sulungnya, saat di Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Ponjong, Gunungkidul, saat peluncuran Program Pengembangan Ekosistem Green Economy (Ekonomi Hijau) di daerah itu pada 19 Maret 2023.
Sri Sultan HB X dan GKR Mangkubumi, putri sulungnya, saat di Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Ponjong, Gunungkidul, saat peluncuran Program Pengembangan Ekosistem Green Economy (Ekonomi Hijau) di daerah itu pada 19 Maret 2023. /bambang sudiharto/yogyaline.com

YOGYALINE - Kabupaten Gunung Kidul dikenal sebagai lumbung ternak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Inilah cerita Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tentang adanya istilah sapi makan sapi di Kabupaten Gunung Kidul.

Sapi makan sapi, merupakan kondisi yang lazim diterapkan warga di daerah tersebut agar mampu menjaga perekonomian keluarga. Meski selama ini telah menjadi kelaziman warga, namun bukanlah kondisi ideal sehingga perlu pemecahan masalah yang tepat.

Problem tersebut tidak lepas dari kondisi alam dan kondisi sosial warga masyarakat di sana yang mayorita sebagai petani, sekaligus peternak.

Baca Juga: Kerusakan Ruas Jalan Godean Yogyakarta Kian Parah dan Bergelombang, Cek Cara Irit Penambalan Jalan

Kisah Sri Sultan HB X itu pun disampaikan GKR Mangkubumi, putri sulung Sri Sultan HB X di Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Ponjong, Gunungkidul, saat peluncuran Program Pengembangan Ekosistem Green Economy (Ekonomi Hijau) di daerah itu pada 19 Maret 2023.

Program ini diselenggarakan oleh PT PLN, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI), PT Energy Management Indonesia (EMI), Pemda DIY dan Kraton Kasultanan Yogyakarta. 

Kabupaten Gunungkidul dikenal sebagai lumbung ternak di DIY. Selain dari ternak, masyarakatnya hidup dari pertanian. Warga umumnya menanam padi, ubi, jagung dll, sementara peternakan di rumah umumnya memelihara sapi atau kambing. Begitulah masyarakat Gunung Kidul menjalani aktivitasnya sehari-hari.

Namun permasalahan klasik muncul ketika musim kemarau datang. Ternak terancam kelaparan karena tidak ada tumbuhan hijau untuk pakan ternak di rumah.

Halaman:

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x