Pada hal warga juga menyatakan, infrastruktur jalan menjadi hak warga yang mestinya diperhatikan. Sebab dalam hal kewajiban, termasuk membayar pajak dan lain-lainnya, warga merasa tak ada yang diabaikan.
"Pajak Telat Didenda, Dalan Ra Penak Dijarno (jalan gak enak diabaikan”, “Anda memasuki jalan provinsi yang dianaktirikan”, Demikian bunyi tulisan dalam banner yang dipasang di wilayah sekitar SMA N 1 Minggir Sleman.
“Jalan Rusak, Motor Rusak, Awak Rusak: Jalanku yang Memperihatinkan dan Banyaknya nyawa melayang” demikian bunyi tulisan dalam benner yang lain.
“Pajak Lancar, Dalane Ambyar”, “Sing neng pusat mangan enak, sing nang ngisor mangan dalan rusak”
“Selamat Datang di Jalan Godean, Jalan Terbaik Se- DIY Kabupaten Sleman Barat #Jeglongane”
“Pelan-pelan Sudah Banyak Korban. Jatuh di Aspal, Tidak Seindah Jatuh Cinta”, demikian bunyai sebuah benner lainnya.
Baca Juga: Kerusakan Ruas Jalan Godean Yogyakarta Kian Parah dan Bergelombang, Cek Cara Irit Penambalan Jalan
Masih banyak ungkapan kekesalan warga dari Jaga warga dusun-dusun di sekitar jalan Godean – Yogya itu yang kini terpampang di pinggir jalan.
Meski jalanan rusak bertahun-tahun, selama ini tidak pernah diperbaiki secara memadahi. Adanya penambalan biasanya dilakukan minimalis. Tambalan pun kembali mengelupas ketika datang hujan.
Hanya ditambal minimalis
Diketahui, warga yang mengatasnamakan Jaga Warga dari berbagai dusun di sepanjang jalan tesebut secara keras mengeluarkan keluhan hingga sindiran atas minimnya perhatian terhadap keberadaan jalan provinsi, jalur yang menjadi urat nadi utama warga Sleman Barat, bahkan Kulon Progo ke Yogyakarta itu.