Polemik Masuk Sekolah Pukul 05.00 Wita di NTT, Pakar UGM Bicara: Masuk Lebih Pagi Apakah Lebih Berprestasi?

- 2 Maret 2023, 20:34 WIB
Suasan kegiatan sekolah  di NTT setelah penerapan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi (Pukul 05.00 Wita) oleh gubernur NTT.
Suasan kegiatan sekolah di NTT setelah penerapan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi (Pukul 05.00 Wita) oleh gubernur NTT. /antaranews

Baca Juga: Istimewa Buat Sumatera Utara! 4 Jalur Tol Dibuka untuk Mudik Lebaran 2023 Cek Peta Tol Kuala Tanjung - Parapat

Kebijakan sekolah masuk lebih pagi bisa berdampak negatif pada fisik, emosi, maupun kognisi siswa. Dari sisi fisik, masuk sekolah lebih pagi akan memengaruhi kualitas tidur sehingga berpengaruh pada kondisi fisik anak.

Sementara itu, penambahan jam sekolah akan mengakibatkan kelelahan kronis pada anak yang bisa menurunkan imunitas tubuh sehingga  lebih rentan terserang penyakit. Hal teresebut pada akhirnya akan memengaruhi fokus belajar anak.

“Masuk lebih pagi, terburu-buru, dikahwatirkan anak-anak jadi tidak sempat sarapan atau sarapan namun kurang berkualitas sehingga memengaruhi konsentrasi belajar di sekolah,” imbuhnya.

Co-Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan ini mengatakan kebijakan masuk sekolah pagi juga akan berpengaruh pada emosi anak karena harus bangun lebih pagi yang tentunya bukan menjadi hal yang mudah.

Demikian halnya dengan orang tua, yang bisa tersulut emosinya ketika menjumpai anak-anak belum siap.

Baca Juga: Rute Tol Kartasura - Klaten Dibuka untuk Mudik Lebaran 2023, Bupati Klaten Marah Soal Gawe Tol Solo - Jogja

“Akan banyak berpotensi memunculkan problem emosi, yang seharusnya berangkat dengan emosi positif penuh harapan dan motivasi. Namun justru diawali dengan emosi negatif”.

“Belum lagi kalau terlambat anak akan menerima hukuman, disini anak-anak juga bisa timbul emosi dan begitu juga gurunya emosi karena capek,” urainya.

Menurutnya, ada lingkaran persoalan emosi negatif yang dimunculkan dalam kondisi ini. Apabila hal tersebut berlangsung dalam jangka panjang dikhawatirkan dapat menurunkan motivasi belajar siswa dan mengajar guru.

Halaman:

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x