Network
YOGYALINE - Panjang jalan tol di Indonesia dipastikan terus bertambah. Inilah jalur tol di ujung timur Pulau Jawa, yakni jalur tol Probolinggo – Banyuwangi sepanjang 175,4 km yang resmi dimulai pengerjaannya. Ada tiga simpang susun, dan satu rest area dibangun guna melengkapi jalur tol ini.
Jalur Tol Probolinggo – Bayuwangi ini menghubungkan tiga kabupaten, meliputi Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Banyuwangi.
Data di Kementerian PUPR menyebutkan, jalur tol Probolinggo – Banyuwangi ini menyempurnakan jalur tol Trans Jawa yang akan membentang sepanjang Pulau Jawa. Selama ini jalur tol Trans Jawa telah beroperasi membentang dari Merak (Banten) hingga Probolinggo, Jawa Timur, dengan panjang 1.056,38 Km.
Dengan tambahan jalur tol paling ujung timur Pulau Jawa ini, berarti “Kendhit Pulau Jawa” pun segera terwujud. Tentu sebuah kabar gembira bagi warga masyarakat yang menghendaki kelancaran arus baik barang maupun jasa.
Bahkan diharapkan dengan tersambungnya jalur tol sepanjang Pulau Jawa, yang nantinya juga terhubung dengan jalur tol Trans Sumatera maka akan meningkatkan mobilitas perekonomian masyarakat, terutama di Jawa dan Sumatera.
Pembangunan jalur tol ujung timur Pulau Jawa ini telah dimulai yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono bersama Gubernur Jawa Timur, dan para pejabat terkait dari Badan Pengaturan Jalan Tol (BPJT), pejabat Bina Marga, pejabat Jasa Marga, dan lain-lainnya.
"Ini merupakan bagian akhir jalur tol Trans Jawa yang tersambung dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa. Hari ini kita mulai kembali untuk yang sudah siap secara teknis yakni ruas Probolinggo - Besuki," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Jalur tol Probolinggo - Banyuwangi ini terdiri dari 2 tahap pelaksanaan konstruksi, yakni terbagi menjadi Tahap 1 untuk ruas Gending – Besuki sepanjang 49,7 Km.
Jalur tol inilah yang saat ini dimulai pembangunannya, dimana ditargetkan konstruksinya selesai pada tahun 2024 mendatang.
Menurut pemaparan pihak BPJT, jalur tol Probolinggi – Banyuwangi ini memiliki 3 Seksi, yaitu Seksi 1 Gending – Kraksaan (12,88 Km), Seksi 2 Kraksaan – Paiton (11,20 Km), dan Seksi 3 Paiton – Besuki (25,60 Km).
Baca Juga: Ramalan Zodiak Lusa Minggu 26 Februari 2023, Cinta, Keuangan, Karier, Bersiap Beruntung
Kemudian untuk tahap 2 yakni ruas Besuki – Banyuwangi sepanjang 125,72 Km. Ruas Tol Besuki – Banyuwangi ditargetkan konstruksinya selesai setelah tahun 2024.
Untuk kepemilikan saham Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 94,93%, PT Brantas Abipraya sebesar 5%, dan PT Waskita Toll Road sebesar 0,07%.
Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi Tahap 1 dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp. 10,8 Triliun yang dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi, dan telah dilakukan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada 24 Januari 2023 lalu dengan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang telah diterbitkan pada 3 Februari 2023.
Nah ingin tahu lebih detail dalam pengoperasian jalur tol ini? Jalur tol Probolinggo – Banyuwangi Tahap 1 dari Gending – Besuki memiliki 3 simpang susun, yaitu Simpang Susun (SS) Kraksaan, Simpang susun Paiton, dan Simpang Susun Besuki.
Selain itu jalur tol Probolinggo – Banyuwangi ini juga akan memiliki 1 buah TIP (Rest Area) di Seksi 3 Paiton – Besuki yang dibangun dengan jenis perkerasan kaku, jumlah jalur 2 x 2 lajur, lebar jalur 3,6 meter.
Jalur tol Probolingg0 – Banyuwangi ini dakan dapat ditempuh oleh kendaraan dengan kecepatan rencana 80-100 Km/Jam.
Baca Juga: Cek Perbandingan Harga Tiket Kapal Pelni Km Sinabung dan KM Kelud, Lengkap Semua Rute
Kepala BPJT Danang Parikesit memberikan penegasan, dengan dimulainya pembangunan Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi Tahap 1 yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa, itu memiliki peran penting sebagai konektivitas dan stimulus percepatan dan peningkatan aksesibilitas masyarakat di bagian timur Pulau Jawa ini.
"Harapan kita untuk para kontraktor, para pelaksana pekerjaan bisa memenuhi harapan pemerintah untuk memperoleh jalan yang berkualitas tinggi, berestetika, dan juga memiliki kepekaan lebih tinggi kepada aspek-aspek lingkungan," ujar Danang.***
