Warga Shiddiqiyyah Bangun 130 Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia untuk Fakir Miskin

7 Agustus 2022, 14:04 WIB
/

YOGYALINE - Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77, 17 Agustus 2022, Dhilaal Berkat Rohmat Alloh atau Dhibra, salah satu organisasi di Lingkungan Organisasi Shiddiqiyyah, kembali membangun rumah layak huni bagi warga fakir miskin.

Program bernama 'Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia Layak Huni Shiddiqiyyah' (RSKLHS) dibangun secara swadaya oleh warga Shiddiqiyyah Kota Yogya 1 unit rumah, Kabupaten Sleman 1 rumah, Kulonprogo 1 rumah, Bantul 1 Rumah, dan Gunungkidul 2 rumah.

Pembangunan dimulai serentak secara nasional pada tanggal 22 Juni 2022 dan diharap pada 17 Agustus 2022 sudah selesai. Dan secara serentak akan diresmikan dan diserahkan pada 20 Agustus 2022.

Baca Juga: Sebanyak 44 Jamaah Haji Indonesia Sakit, Tertunda Pulang

“Tahun Ini, warga Shiddiqiyyah membangun 130 unit Rumah Syukur se Indonesia, enam di antaranya di DIY,” kata Ketua Dhibra Korwil 11 DIY Syahruddin Nugroho Hadi dalam keterangannnya, Minggu (7/8/2022).

Syahruddin yang akrab disapa Udin, mengatakan rumah syukur ini adalah program rutin tiap tahun dalam rangka mensyukuri nikmat Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 18 Agustus 1945.

Program ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2002. Namanya Rumah Layak Huni Shiddiqiyyah (RLHS). Namun sejak tahun 2022 ini oleh Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah Kiai Muchammad Mochtar Mu’thi diganti Namanya menjadi 'Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia Layak Huni Shiddiqiyyah.

“Sampai tahun 2021 ini total sudah membangun 1556 RLHS ditambah tahun ini 130 Rumah Syukur. Kesulitan Ekonomi akibat pandemic Covid-19 tak mengikis semangat warga Shiddiqiyyah yang berhasil membangun 130 rumah bagi kaum mustadh’afin atau kaum miskin pada tahun ini,” kata Udin.

Baca Juga: Ini Alasan Polri Tempatkan Irjen Ferdy Sambo di Mako Brimob

Lebih lanjut Udin mengatakan, Shiddiqiyyah tidak hanya mengajarkan keimaan, tetapi juga program rumah syukur Kemerdekaan, dan santunan nasional untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Istilahnya warga Shiddiqiyyah bukan memberi, tapi hanya menyampaikan apa yang menjadi haknya orang  miskin. Dananya selain swadaya warga Shiddiqiyyah juga sumbangan dari simpatisan,” ujarnya.

Pembangunan RLHS yang sekarang diganti namanya Rumah Syukur ini telah menginsipirasi masyarakat luat sehingga peduli terhadap sesame.

Terbukti banyak sekali donatur dari masyarakat, mulai dari menyumbang dana sampai material bangunan serta bantuan tenaga.

“Contohnya di Gunungkidul pak Dukuhnya sampai mengerahkan Sebagian warganya ikut kerja bakti membantu mendirikan rumah syukur,” tambah Udin.  

Mengenai mekanisme penentuan penerima program rumah syukur layak huni, disebutkan oleh Udin, yang utama adalah warga tersebut masuk kategori fakir miskin. Bila rehab, rumahnya dalam kondisi tidak layak huni. Lalu, tanah yang akan dibangun rumah layak huni harus milik sendiri.***

 

Editor: Ahmad Suroso

Tags

Terkini

Terpopuler