“Contoh bentuk edukasinya, akan ada sarasehan, yang salah satu temanya membahas batik Peranakan,” ungkapnya seperti dikutip dari Jogjaprov.
Bekti menambahkan, pada ruang-ruang pamer juga akan menampilkan budaya-budaya Tionghoa yang belum banyak dikenal masyarakat, seperti barongsai dari masa ke masa, meja sembahyang beserta isinya, dan masih banyak budaya lainnya.
Selain menampilkan melalui PBTY 2024, edukasi budaya Tionghoa ini juga akan disebarluaskan melalui media sosial.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi yang juga hadir pada pertemuan ini mengatakan, PBTY merupakan agenda tahunan di DIY yang levelnya sudah nasional, bahkan internasional. PBTY juga menjadi salah satu event yang unggul dan prioritas di DIY.
Untuk itu, Pemda DIY sangat mengapresiasi upaya edukasi budaya yang dilakukan melalui PBTY 2024.
“Justru melalui upaya edukasi yang akan dilakukan ini, menjadi bagian dari momen penting kita untuk semakin menguatkan identitas budaya Yogyakarta. Mungkin selama ini masyarakat mengenal PBPT hanya pasar malamnya saja, sehingga melalui PBRY tahun ini kita bisa eksplor lebih jauh lagi bagaimana budaya peranakan Tionghoa Mataram”.
“Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, Ngarsa Dalem juga menyatakan dukungannya pada penyelenggaraan PBTY tahun ini,” paparnya.***