Diketahui, meski menjunjung asas netralitas, Nayantaka tetap menjunjung tinggi proses demokrasi dalam organisasi. Pemilihan ketua umum maupun Sekjen Paguyuban Nayantaka pun dilakukan melalui pemilihan.
Kala itu musyawarah untuk pemilihan ketua dan sekjen difasilitasi Biro Tata Pemerintahan Setda DIY. Nah hasilnya, periode kepemimpinan pengurus Paguyuban Nayantaka kali ini terbentuk melalui pemilihan yang berlangsung di Kota Yogyakarta pada 21 Januari 2022 lalu.
Terpilih sebagai Ketua Umum Nayantaka secara mufakat Gandang Hardjanata yang merupakan Lurah Tamanmartani, Sleman, dan Sekjen Nayantaka Heri Yulianto yang merupakan Lurah Ngloro, Gunung Kidul.
Nayantaka sendiri merupakan induk dari paguyuban lurah dan paguyuban pamong kalurahan di empat kabupaten yang ada di DI Yogyakarta, yakni Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul.
Diketahui, Paguyuban Lurah dan Pamong Kalurahan di Kabupaten Sleman dinamai ‘Suryo Ndadari’, untuk Kabupaten Bantul bernama ‘Tunggul Jati', untuk Kabupaten Gunung Kidul bernama ‘Semar’, dan untuk wilayah Kulon Progo bernama ‘Bodronoyo’.
Keempat paguyuban lurah dan pamong kalurahan di DIY tersebut menyatu dalam Paguyuban Nayantaka untuk tingkat Provinsi DIY, dimana anggotanya sekitar 7.000 orang.
Asal kata dan makna Nayantaka
Nayantaka memiliki makna cukup mendalam yang berasal dari akronim; 'Nayaka' yang berarti pemimpin/pamomong, 'Pelayan' menunjuk pada sosok yang siap membantu meringankan beban orang lain, 'Warata' yang berarti adil, dan 'Kartaraharja' yang berarti sejahtera lahir batin.
Secara harfiah Nayantaka berarti pemimpin yang siap meringankan beban orang lain, bersikap adil, dan memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya secara lahir dan batin.
Mengutip pernyataan KPH.H Yudanegara, Ph.D, mewakili Biro Tata Pemerintahan Setda DIY, bahwa kata Nayantaka merupakan pemberian Sri Sultan HB X, yang diambil dari tokoh pewayangan, Semar.