Seperti dikatakan Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo, acara Malioboro Coffee Night ini menjadi media untuk banyak pihak saling bertemu, berdiskusi tentang kopi, hingga pengembangan prospek kopi.
“Bagaimana asal muasal kopi dan sejarah berbagai jenis kopi, cara pembudidayaannya, bagaimana cara menjaga kualitas produk kopi, cara mengolah hingga menyajikannya,” kata Singgih Raharjo.
"Even ini menjadi titik temu bagaimana kopi bisa melibatkan banyak pihak, mulai dari petani kopi, pelaku industri, pembuat kopi, barista, penikmat kopi hingga pembuat regulasi yaitu pemerintah.”
“Tentu semuanya saling terkait, dengan harapan kita bersama-sama bisa memperluas kesempatan kopi nusantara bisa dinikmati oleh banyak orang hingga ke pasar internasional," kata Singgih lagi.
Dengan penyelenggaraan Malioboro Coffee Night #5 ini, menurut Singgih Raharjo, menjadi salah satu bukti bahwa Yogyakarta meski belum memiliki produk kopi sebagai komoditas ekspor, tapi bisa menjadi titik bertemunya penggiat kopi seluruh nusantara.
Bahkan hadir juga akademisi, hingga perwakilan Kedutaan Besar Belanda dan Ethiopia untuk membuka peluang kerja sama.
"Kami sangat mengapresiasi adanya Malioboro Coffee Night yang tentu ini menjadi momentum luar biasa, bagaimana produk kopi terbaik nusantara dengan beragam variannya bisa makin dikenal banyak orang, dan memperluas kesempatan ekspor ke berbagai negara," imbuhnya.