YOGYALINE - Dalam beberapa hari ini wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dilingkupi kabut pada pagi hari. Jarak pandang pun tidak secerah hari-hari sebelumnya sehingga cukup dirasakan bagi para pengendaram baik roda dua maupun roda empat.
Turunnya kabut di wilayah Jogja memang bukanlah hal pertama terjadi. Namun kabut pada hari-hari terakhir cukup dirasakan warga masyarakat, terutama setelah mereka merasakan cuaca dingin pada malam hingga pagi hari.
Tekait turunnya kabut di Yogyakarta, menurut keterangan BMKG DIY, kabut selalu dikaitkan dengan suhu dingin dan diikuti dengan kelembaban udara permukaan yang tinggi. Sehingga terjadi kondensasi berupa pembentukan butiran air di udara yang mengembang.
Baca Juga: BMKG Beri Imbauan Antisipasi Dampak Musim Kemarau 2023, Simak Prediksi Hujan di Jogja ke Depan
Kabut di Yogyakarta itu perlahan akan hilang menjelang siang hari seiring meningkatnya suhu udara permukaan di wilayah setempat.
Dikutip dari keterangan infobmkgyia, Jumat, 1 September 2023, kabut di wilayah Yogyakarta ini disebabkan oleh menguatnya pengaruh Monsoon Australia di Indonesia.
Monsoon Australia merupakan pergerakan angin yang membawa massa udara yang bersifat dingin dan kering, berasal dari dataran Australia sehingga menyebabkan berkurangnya hujan dan tutupan awan di wilayah Indonesia.
Lantas kapan kabut di Yogyakarta paling terasa bagi warga? Menurut BMKG, kondisi cuaca berkabut akan terasa di Yogyakarta pada dinihari hingga pagi hari.
Nah tetap waspada dengan kondisi cuaca dan jarak pandang yang ada!