YOGYALINE - BMKG menghimbau pemerintah daerah dan masyarakat luas untuk lebih siap dan antisipatif terhadap dampak musim kemarau 2023 yang diprakirakan akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya.
BMKG juga mengingatkan untuk daerah-daerah dengan peluang terjadinya curah hujan rendah, perlu melakukan langkah antisipasi.
Misalnya dengan memilih budidaya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air, waspada kebakaran hutan, lahan dan semak serta menghemat penggunaan air bersih.
Baca Juga: Cuaca di Jogja Mulai Turun Hujan Ringan- Sedang, Simak Prakiraan BMKG Hari Ini 3 Juli - 5 Juli 2023
Demikian disampaikan BMKG Stasiun Yogyakarta dalam siaran pers yang dikeluarkan pada 24 Juli 2023, menyikapi perkembangan cuaca saat ini.
Kepala Stasiun Klimatologi D.I Yogyakarta, Reni Kraningtyas, S.P, M.Si memaparkan, berdasarkan pengamatan gejala fisis dan dinamika atmosfer-laut terkini menunjukkan bahwa :
- Angin Timuran/ Monsun Australia masih aktif dan mendominasi wilayah Indonesia. Angin timuran menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia masih memasuki periode musim kemarau.
- Anomali Suhu Muka Laut (Sea Surface Temperature/SST) di Perairan selatan Pulau Jawa pada bulan Agustus hingga Oktober 2023 diprediksi dalam kondisi dingin hingga normal (-0.25°C s.d. 0.5°C)
Hal itu juga terkait dengan adanya pendinginan SST di perairan barat Sumatera yang dapat meluas hingga perairan selatan Pulau Jawa bagian barat.