- Masing-masing pribadi, keluarga, dan komunitas dapat mencari bentuk matiraga (puasa dan pantang) yang sesuai dengan jenjang usia dan kondisi kesehatan.
- Pada hari pantang dan/atau hari-hari lain yang ditentukan, setiap keluarga/komunitas dapat berpantang makan nasi atau menggantinya dengan bahan makanan pokok lokal dengan satu macam lauk (sebagaimana telah menjadi gerakan di beberapa paroki atau komunitas selama masa Prapaska dan peringatan Hari Pangan Sedunia).
- Selama empat puluh (40) hari dalam masa Prapaskah, secara pribadi atau secara bersama dalam keluarga/komunitas memilih wujud pertobatan dan silih yang lebih berdaya ubah.
- Setiap pribadi, keluarga, atau komunitas dapat mewujudkan karya amal kasih bagi mereka yang membutuhkan.
- Setiap pribadi, keluarga, atau komunitas dapat melatih diri lebih tekun dalam olah rohani, antara lain melalui ketekunan membaca dan merenungkan Kitab Suci, mengikuti renungan APP, rekoleksi/retret, latihan rohani, ibadat jalan salib, pengakuan dosa, meditasi, dan adorasi.
Tema APP tahun 2023 ini adalah: “Tinggal Dalam Kristus: Hadirkan Damai bagi Sesama dan Alam Ciptaan”
Hal itu juga diuraikan dalam Buku Renungan Bersama APP KAS 2023 yang diterbitkan Panitia APP Keuskupan Agung Semarang.
Mengakhiri Surat Gembala ini Uskup Agung Semarang Robertus Rubiyatmoko mengajak umat Katolik menghayati dan memaknai hari-hari pantang dan puasa selama masa Prapaskah 2023.
“Ini sebagai kesempatan untuk menyatakan tobat di hadapan Tuhan, sesama dan alam semesta. Umat juga diajak berdoa agar Tuhan menganugerahkan damai sejahtera bagi bangsa tercinta, Indonesia”.
"Saya pun berdoa untuk Anda semua, semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat kesehatan, kesejahteraan, dan kerukunan bagi kita semua," pungkas Uskup KAS.***/bambang sugiharto