Wapres Apresiasi Tema Imlek 2024 'Malu Jika Tak Tahu Malu' Sebagai Hal Sarat Makna

- 12 Februari 2024, 15:30 WIB
Rayakan Imlek 2575 Kongzili, KAI gelar atraksi Barongsai di Stasiun Cirebon.
Rayakan Imlek 2575 Kongzili, KAI gelar atraksi Barongsai di Stasiun Cirebon. /

YOGYALINE - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin hadir secara daring dalam Perayaan Nasional Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili yang diselenggarakan di Balai Samudera, Jakarta, Senin 12 Februari 2024.

Wapres dalam sambutannya secara daring mengatakan, tema “Malu bila Tidak Tahu Malu, Menjadikan Orang Tidak Menanggung Malu” yang ditetapkan dalam perayaan nasional Imlek, memiliki semangat memperbarui diri dan sarat makna.

“Saya kira tema ini sarat makna, baik dalam konteks refleksi hubungan antara individu dengan Tuhannya, maupun antarsesama dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Wapres Ma'rf Amin dalam sambutannya secara daring.

Baca Juga: Simak Asal Usul Tahun Baru Imlek, Ucapan Bahasa Mandarin untuk Teman, Saudara hingga Kerabat Dekat

Wapres menyampaikan rasa malu merupakan sifat fundamental untuk terwujudnya kebaikan, sekaligus untuk menciptakan jarak dari keburukan. Seseorang yang memiliki rasa malu, kata dia, akan takut melakukan tindakan yang tidak sesuai norma, nilai, dan etika.

“Dengan demikian ia tidak akan melakukan perbuatan yang menyakiti sesamanya,” kata Wapres.

Wapres mengatakan dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW) juga bersabda “Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.”

Menurutnya, hal tersebut bermakna, rasa malu sebagai sebuah faktor yang dapat menjauhkan seseorang dari perbuatan tidak terpuji dan mendorongnya untuk berbuat kebajikan.

“Sementara dalam falsafah ketimuran, budaya malu yang dimiliki masyarakat Nusantara sejatinya merupakan nilai luhur yang telah tertanam turun-temurun. Namun patut disadari bahwa budaya malu dapat luntur, seiring dengan makin kuatnya desakan zaman yang mengaburkan standar-standar etika dan moral masyarakat,” tutur Wapres.

Oleh karena itu, kata Wapres, seluruh pemuka agama, termasuk pemuka agama Konghucu, memiliki peran penting dalam membudayakan rasa malu di kalangan umat.

Dia berpandangan ajaran, nasihat, dan edukasi, kepada umat terus diperlukan agar rasa malu dalam diri individu mampu berkembang menjadi sebuah tata nilai komunal yang mengukuhkan identitas bangsa.

Baca Juga: Agenda Unik Menyambut Imlek 2023 di Semarang: Tradisi Tuk Panjang Digelar di Meja Makan, Begini Maknanya

“Dengan demikian, keteraturan, kerukunan, dan persatuan bangsa ini senantiasa terpelihara,” kata Wapres Ma’ruf Amin.

Wapres pun mengajak umat Konghucu menjadikan Hari Raya Imlek sebagai momentum perbaikan diri, peningkatan integritas, serta penguatan komitmen berbangsa dan bernegara yang lebih baik guna menghadapi tantangan pada masa mendatang.***

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x