Network
YOGYALINE – Kejadian lima tahun silam mengusik PSS Sleman. Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkap adanya kemungkinan sanksi yang akan dijatuhkan kepada PSS Sleman karena dianggap terlibat dalam pengaturan skor atau match fixing pada pertandingan Liga 2 tahun 2018 silam.
Dalam rilis PSSI yang diterima pada Selasa 19 Desember 2023 menyebutkan, Satgas Antimafia Bola Polri telah mengungkapkan adanya kasus pengaturan skor alias match-fixing yang terjadi pada babak 8 besar Liga 2 2018 yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 6 November 2018.
Disebutkan bahwa barang bukti telah disampaikan oleh Satgas Antimafia Bola pada Rabu 13 Desember 2023 lalu. Disebutkan, dalam laga itu, terjadi beberapa kejanggalan. Mulai dari gol pemain Madura FC, Usman Pribadi, yang dianulir wasit lantaran dinilai sudah terperangkap off-side lebih dulu. Sementara dari tayangan ulang, pemain tersebut dalam posisi on-side.
Baca Juga: BRI Liga 1 Dihentikan, PSSI Jatuhkan Sanksi untuk Arema FC
Selain itu juga adanya pergantian wasit M Reza Pahlevi yang digantikan wasit cadangan Agung Setiawan di tengah pertandingan lantaran mengalami cedera.
Disebutkan dalam laporan itu ada kejanggalan dengan gol PSS pada menit ke-81 melalui gol bunuh diri bek Madura FC, Muhammad Choirul Rifan. Saat itu ia mencoba menghalau umpan silang pemain PSS, Ilhamul Irhas.
Yang mengundang kontroversi adalah, proses terjadinya gol tersebut didahului dengan Ilhamul Irhas yang sudah berada lebih dulu dalam posisi off-side saat menerima umpan terobosan. Tapi ketika itu, asisten wasit tidak mengangkat bendera tanda off-side.
Wasit Agung yang berada dalam posisi tak ideal sempat melihat hakim garis dan kemudian mengesahkan gol tersebut.
Dari bukti-bukti yang didapatkan terkait kasus ini, ada delapan tersangka yang sudah ditetapkan oleh Satgas Antimafia Bola. Pertama adalah Vigit Waluyo, serta para wasit yang bertugas dsst itu M Reza Pahlevi, Agung Setiawan, Khairuddin, dan Ratawi.
