Penulis buku Salik & Kebajikan ini menyatakan, saat ini sudah saatnya, umat kembali kepada ajaran kasih sayang secara lahir dan batin. Sehingga kedamaian dalam diri, keluarga dan negara akan terwujud.
“Kondisi saat ini, kita lihat sangat memprihatinkan. Tak hanya di masyarakat, di media sosial (medsos) orang saling mencela, saling mencaci-maki, berkalimat negatif, saling menyalahkan yang lain. Agama hakikatnya adalah kasih sayang, ini terus kami tebarkan. Bahwa, menjadi salik yang diiringi laku kebajikan adalah kebutuhan umat saat ini,” tandas Gus Salam, yang juga seorang praktisi spiritual dan religi.
Baca Juga: Megawati Ketemu Jokowi Bicarakan Pemilu 2024
Ketua Muhammadiyah Jogja Expo #2, Taufik Ridwan, menyatakan hal senada. Taufik menyebut, suluk adalah bagaimana membuat kidung yang di dalamnya sebuah pesan moral dan ajaran kebaikan.
“Setelah saya mendengarkan suluk ini, sesungguhnya kan ini sebuah kidung. Jadi, tidak ada masalah kepada kelompok manapun, termasuk di Muhammadiyah sendiri. Karena,
Muhammadiyah juga mencintai sebuah karya seni, Muhammadiyah juga menguri-uri soal seni, sehingga tidak ada yang disebut alergi tentang apapun, termasuk suluk ini,” ucap pria yang juga pengurus ICMI Korwil DIY.
Ia menambahkan, suluk merupakan sajian yang indah saat di dalamnya dimaknai dengan shalawat, zikir dan doa, terlebih dipadukan dengan irama-irama yang indah. Apalagi, suluk dibawakan dengan nuansa Jawa.
Baca Juga: Baim Wong Berdalih Bikin Prank untuk Tahu Reaksi Polisi Terkait KDRT
Taufik melihat suluk yang disampaikan Gus Salam sebuah pertunjukan karya seni Islam bagaimana orang bisa menikmati seni, sekaligus terhubung dengan Tuhan Yang Maha Esa.
“Nah, apa yang disampaikan oleh Gus Salam melalui suluk yang dipentaskan di acara MJE menjadi sebuah pertunjukan yang ada nilai-nilai ajaran religi dan spiritual. Bagaimana selalu mendekatkan diri pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala," katanya.