Pemerintah Kota Yogya Jamas Pusaka Keraton Kyai Wijaya Mukti, Untuk Apa?

- 4 Agustus 2022, 16:44 WIB
Jamasan Tombak Kyai Wijaya Mukti di Pemerintah Kota Yogyakarta. (foto Pemkot Yogyakarta)
Jamasan Tombak Kyai Wijaya Mukti di Pemerintah Kota Yogyakarta. (foto Pemkot Yogyakarta) /krisno wibowo/

 

YOGYALINE - Yogyakarta sebagai Kota Budaya, patut untuk terus dirawat dan diuri-uri . Salah satunya adalah dengan agenda menggelar jamasa pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti.

Pusaka ini sudah berusia sangat tua, karena dibuat pada tahun 1921, sebagai pemberian dari Keraton Yogyakarta atau Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Acara ini sebagai wujud upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan di wilayah Kota Yogyakarta," jelas Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetty Martanti, di halaman Balaikota Yogyakarta, Kamis (4/8/2022).

Yetty menambahkan,, "Prosesi jamasan ini, pusaka dibersihkan dengan bahan-bahan yang baik, dengan harapan meski usia pusaka sudah 101 tahun, kondisi tombak ini tetap prima," bebernya.

Pusaka ini, mencerminkan ungkapan kepercayaan Ngarsa Dalem kepada pemerintah Kota Yogyakarta.

Yakni, terkait bagaimana Pemkot Yogya ini memberi kebaikan kepada warga Yogyakarta, seperti makna dari nama pusaka tersebut.

Baca Juga: Gus Samsudin Laporkan Pesulap Merah ke Polda Jatim, Ini Tudingannya

"Sehingga, kepercayaan yang sudah diberikan ini harus mampu diwujudkan dalam bentuk nyata. Terutama dalam mengemban tugas, serta membawa kemajuan bagi kota, maupun kesejahteraan bagi warganya," tegas Pejabat Walikota Yogyakarta,Sumadi.

Proses jamasan pusaka ini dimulai dari penjemputan pusaka tombak Kyai Wijaya Mukti yang berada di ruang kerja Walikota Yogyakarta menuju taman air mancur.

Setelah pusaka tersebut keluar dari tempat persemayamannya, kemudian para abdi dalem Kraton Yogyakarta melakukan kirab mengelilingi Balaikota Yogyakarta.

Ketika kembali di taman air mancur, pangarsa menyerahkan tombak Kyai Wijoyo Mukti kepada Penjabat Walikota Yogyakarta, Sumadi.

Setelah diterima oleh Penjabat Walikota, kemudian dilakukan beberapa prosesi seperti pelepasan rangkaian melati yang menghiasi landheyan atau pegangan tombak dan warangka atau sarung mata tombak,

Kemudian dilakukan prosesi penjamasan sampai tahap akhir berupa pengeringan mata tombak di bawah terik matahari. ***

Editor: Krisno Wibowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x