Ferdy Sambo Mengaku Panik, Langsung Susun Skenario Usai Brigadir J Meninggal

17 Desember 2022, 20:43 WIB
Ferdy Sambo mengaku langsung mengontak banyak pihak dan menyusun skenario, usai Brgadir J tewas ditembak. /

 

YOGYALINE - Ferdy Sambo mengaku langsung mengontak banyak pihak internal Polri, usai Brigadir J meninggal setelah ditembak. Sambo dengan cepat juga menyusun skenario.

Dalam keadaan panik, Sambo kemudian menembak tembok, seperti skenario yang ia buat.

"Saya waktu itu memang masih panik yang mulia, saya kemudian sempat memerintahkan driver untuk memanggil ambulance," ucapnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat, 16 Desember 2022.

"Kemudian saya masuk ke dalam kembali, saya jemput istri saya untuk keluar, ke rumah Duren Tiga untuk menuju ke Saguling," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Natal 2022 Pemerintah Mengizinkan Gereja Dibuka dengan Kapasitas Umat 100 Persen

Tidak lupa, Ferdy Sambo menyampaikan pesan kepada Bharada E terkait skenario kematian Brigadir J di rumah dinasnya.

"Setelah itu saya sampaikan ke Richard yang tadi saya sampaikan kepada yang mulia kalau ini 'saya akan bertanggung jawab tapi kamu harus menceritakan bahwa ini peristiwa tembak-tembak di mana ada teriakan ibu, kemudian kamu merespon dari atas, Joshua menembak duluan kamu balas menembak'," tuturnya.

Setelah menyusun skenario dalam waktu singkat, Ferdy Sambo pun membawa Putri Candrawathi ke rumah yang berada di Saguling.

Begitu tiba, dia langsung sibuk menelepon ke sana-sini untuk menyembunyikan jejak pembunuhan terhadap Brigadir J dan disamarkan menjadi peristiwa 'tembak menembak'.

"Dari cerita secara cepat yang saya bangun itu, setelah istri saya berangkat ke Saguling, saya kemudian menelepon karo Provos yang mulia karena cerita yang tidak benar itu kan saya sudah buat ini tembak-menembak antar anggota," kata Ferdy Sambo.

"Saya hubungilah Karo Provos 'Bang, abang tolong ke rumah saya, ada peristiwa tembak menembak'. Setelah itu, karena ini juga menyangkut anggota Polri, saya menghubungi karo Paminal 'Dek, tolong kamu ke Duren Tiga, ini ada ajudan tembak-menembak'," ujarnya.

"Selanjutnya saya juga sempat menghubungi kasubdit 3 Direktorat tindak pidana umum bareskrim Polri, atasannya Ari Cahya, Kombes John. Karena Kombes John ini ada di Medan, dia sampaikan 'Ari Cahya ada, standby'. Kemudian saya menghubungilah Ari Cahya untuk datang ke TKP," tuturnya menambahkan.

Belum selesai sampai di situ, Ferdy Sambo juga memerintahkan ajudan yang ada di Duren Tiga untuk menghubungi Polres Jakarta Selatan untuk kepentingan olah TKP.

"Kemudian di carport itu juga saya berpikir bahwa ini harus dilakukan oleh TKP, saya sampaikan 'Tolong hubungi Polres Jakarta Selatan'," ucapnya.

"Maksud anda Kasat Reskrim Jakarta selatan yang rumahnya bersebelahan dengan rumah dinas saudara di Duren Tiga itu?," ujar hakim.

"Saya belum tahu kalau Kasatnya ada, kemudian salah satu ajudan menyampaikan bahwa kasatnya ada di rumah 'Sudah kamu panggil, datang ke TKP'," tutur Ferdy Sambo.

"Kami tunggulah, akhirnya Kasat datang ke TKP. Kemudian saya antar ke dalam, saya sampaikan cerita yang tidak benar tadi," katanya menambahkan.***

 

 

 

Editor: Krisno Wibowo

Tags

Terkini

Terpopuler