Network
Sultan mengatakan, jelang Pemilu 2024, penjabat bupati dan wali kota harus dapat mengantisipasi fluktuasi dinamika yang terjadi, baik di dunia nyata maupun jagad maya.
Untuk itu, keduanya diimbau untuk selalu aktif menjaga kohesi sosial, dengan menyemai nilai-nilai budaya dan Keistimewaan DIY, untuk menyejukkan suasana.
"Tegakkan netralitas ASN, agar pemilihan serentak dapat terlaksana dengan adil, jujur, dan bermartabat," ujarnya.
Diyakini, baik Ni Made maupun Singgih Raharjo akan dapat menunaikan ketugasannya karena telah memiliki pengalaman menjabat di sektor-sektor strategis tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik di Pemda DIY.
Baca Juga: Terminal Giwangan Yogyakarta Jadi Lokasi Parkir Bus Pariwisata, Lantai Dua Mal Pelayanan Publik
Keduanya juga dinilai cukup mengenal peta sosio-kultural kemasyarakatan Kabupaten Kulon Progo dan Kota Jogja.
Sehingga bisa diharapkan, manajemen pemerintahan sementara yang dijalankannya akan selalu berbasis pada kepentingan masyarakat.
Diharapkan pula kedua penjabat baru ini bisa seiring sejalan dengan upaya mendukung pencapaian visi Gubernur DIY yakni ‘Mewujudkan Pancamulia Masyarakat Jogja melalui Reformasi Kalurahan, Pemberdayaan Kawasan Selatan, serta pengembangan budaya inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi.
Sebagai outcome yang diharapkan atas visi Gubernur DIY adalah menurunnya kemiskinan; meningkatkan kualitas SDM Jogja; lingkungan hidup yang lebih baik, aman dan tenteram; kehidupan ekonomi yang layak; mengecilnya ketimpangan sosial antar wilayah; serta good-governance pada berbagai tingkatan.
