"Selain deras, sungai tersebut penuh batu-batu besar. Bayangkan jika mereka terseret arus, bagaimana, sangat berbahaya," ucapnya.
Kondisi ini membuat Kombes Alfian membulatkan tekat untuk membantu warga Keparakan. Apalagi dia melihat bahwa warga di sana sangat menjaga toleransi.
Kehadiran jembatan diharapkan bisa membuat masyarakat baik yang muslim maupun non muslim lebih dekat beribadah.
"Di sana masjid dan gereja berdiri berdekatan dalam radius 300 meter. Warga di sana sangat sangat toleran menjaga keharmonisan antar umat beragama," ucapnya.
Akhirnya, pada 22 Januari lalu, Kombes Alfian mulai membangun jembatan. Dia juga berjanji, jembatan akan selesai dibangun sebelum pelaksanaan shalat tarawih pertama Ramadhan tahun ini.
Akhirnya pada 22 Maret, jembatan sepanjang 18 meter dan selebar 2,4 meter selesai dibangun. Jembatan ini bisa dimanfaatkan warga beberapa dusun yaitu Parakan, Kutogiri, Talunombo, Secang, hingga Padukuhan Mancetan, di wilayah Kecamatan Pengasih, Kulon Progo.
Bahkan keberadaan tiga jembatan ini mampu menghubungkan warga dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Pengasih, Kecamatan Nanggulan dan Kecamatan Girimulyo.
Jembatan juga tidak dibangun asal-asalan. Kombes Alfian juga melibatkan arsitektur dan teknik sipil untuk mendesain serta mengawal pembangunan.