Gunung Semeru Alami Gempa Getaran Banjir Selama 3 Jam

- 3 Maret 2024, 21:53 WIB
Semeru Kembali Erupsi, Masyarakat Diimbau Untuk Tidak Beraktivitas Dalam Radius 5 KM Dari Puncak Gunung .
Semeru Kembali Erupsi, Masyarakat Diimbau Untuk Tidak Beraktivitas Dalam Radius 5 KM Dari Puncak Gunung . /malang hits/malanghits/prmn

YOGYALINE - Aktivitas Gunung Semeru pada 3 Maret 2024 pukul 12.00-18.00 WIB menunjukkan adanya gempa getaran banjir.

Getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, itu tercatat selama 3 jam lebih karena hujan deras mengguyur kawasan puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut, Minggu 3 Maret 2024.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian dalam laporan tertulisnya yang dikutip dari Antara, menyebutkan bahwa pengamatan kegempaan aktivitas Gunung Semeru pada 3 Maret 2024 pukul 12.00-18.00 WIB menunjukkan adanya gempa getaran banjir.

Baca Juga: Erupsi Merapi Belum Sampai Mengganggu Penerbangan di Bandara Adi Soemarmo

"Memang terjadi satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 35 mm, dan lama gempa 10.819 detik atau 3 jam lebih," katanya di Lumajang.

Aktivitas Gunung Semeru juga mengalami 10 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 50-125 detik.

Selanjutnya terjadi juga 2 kali harmonik dengan amplitudo 2-6 mm dan lama gempa 75-120 detik.

"Untuk pengamatan secara visual, Gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah utara," tuturnya.

Dalam rekaman CCTV yang dipantau oleh BPBD Lumajang terpantau letusan sekunder di daerah aliran sungai Besuk Kobokan dan Kali Lanang, sehingga masyarakat diimbau waspada terhadap aliran lahar panas.

Gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mengalami erupsi pada Minggu pukul 00.13 WIB dengan visual letusan tidak teramati, namun erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 134 detik.

Kemudian erupsi Gunung Semeru kembali terjadi pada pukul 19.10 WIB dengan visual letusan tidak teramati, erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 114 detik.

Status gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Baca Juga: Gunung Merapi Erupsi Inilah Rekomendasi BPPTKG untuk Bupati Sleman, Boyolali, Klaten, Magelang

Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.***

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x