Memilukan, 30 Anak Meninggal dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan

- 3 Oktober 2022, 20:41 WIB
Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang menyisakan kepiluan. Ternyata ada 30 anak yang ikut meninggal dalam insiden tersebut.
Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang menyisakan kepiluan. Ternyata ada 30 anak yang ikut meninggal dalam insiden tersebut. /

 

YOGYALINE - Pilu tragedi ricuh di Stadion Kanjuruhan, Malang, masih terasa sampai saat ini. Tak terbayangkan, dari korban yang berjatuhan, ternyata ada 30 anak yang ikut meninggal.

Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Nahar, mengungkapkan data memilukan itu. .

"Tiga puluh tiga anak meninggal dunia (terdiri atas) delapan anak perempuan dan 25 anak laki-laki, dengan usia antara empat tahun sampai 17 tahun," katanya, Senin, 3 Oktober 2022.

Sementara itu, untuk jumlah anak yang mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit masih belum diketahui pasti. Nahar menjelaskan bahwa pihaknya masih terus melakukan proses konfirmasi data.

"Kami masih terus melengkapi datanya," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap korban tragedi Kanjuruhan, khususnya korban anak dan perempuan.

Baca Juga: Kapolres Malang Dicopot Buntut Tragedi Kanjuruhan, Perwira Ini Pengganti AKBP Ferli

"Sudah ditangani dengan baik, dari kami terus memantau bagaimana korban anak dan perempuannya," ucapnya.

"Kami sudah ada pemantauan dan koordinasi dengan dinas pengampu perempuan dan anak. Alhamdulillah sekarang ini sudah penanganan yang sangat baik dilakukan Gubernur (Jawa Timur -red)," tuturnya, melanjutkan.

Terkait insiden tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini pun mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan bantuan untuk korban luka-luka.

Selain itu, pihaknya juga akan mendukung kelangsungan hidup keluarga korban yang ditinggal meninggal dunia. Nantinya, bentuk dukungan itu akan diberikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

"Tapi ada yang khusus, contohnya bapaknya yang meninggal, anak-anaknya masih sekolah, kita tangani khusus. Ada yang kuliah tinggal beberapa semester kita tangani khusus, case kita tangani khusus. Ibu ini kita tangani khusus, nggak ada bapak, kita tangani khusus, nanti pasca ini," katanya.

"Terutama yang ditinggalkan bapak yang selama ini mencari nafkah, itu yang kita tangani khusus sosial, untuk anak-anaknya," ujarnya, melanjutkan.

Hingga saat ini, Kementerian Sosial melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) pun juga telah menyediakan Layanan Dukungan Psikososial, khususnya bagi keluarga korban meninggal.

Sebagai informasi, Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 lalu itu, tak hanya menjadi perhatian masyarakat dan Pemerintah Indonesia, namun juga menuai perhatian dari berbagai media hingga klub bola manca negara.***

 

Editor: Krisno Wibowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah