Dilansir dari Antara, hingga Juli 2022, Pertamina melaporkan, konsumsi pertalite telah menembus angka 16,8 juta kiloliter atau setara dengan 73,04% dari total kuota yang ditetapkan tahun ini yaitu 23 juta kiloliter.
Angka konsumsi yang tinggi itu membuat kuota hanya tersisa 6,2 juta kiloliter.
Apabila upaya pembatasan konsumsi pertalite tidak berhasil, maka kuota BBM subsidi diproyeksikan jebol. Paling lama pada akhir Oktober 2022.
Kondisi itu menimbulkan dilema bagi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai bendahara negara.
Soalnya, apabila kuota pertalite ditambah, akan meningkatkan beban APBN untuk subsidi menjadi lebih dari Rp600 triliun.
Namun, apabila kuota pertalite tidak ditambah bisa memicu kelangkaan BBM di berbagai SPBU. Hal tersebut berpotensi menyulut keresahan sosial,” kata Fahmy. ***