Network
YOGYALINE - Setelah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kami, kini giliran Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, merespon ulah Baim Wong dalam kasus Citayam Fashion Week.
Bagi Sandiaga, Citayam Fashion Week adalah bentuk demokratisasi terhadap Fashion. Artinya, kegiatan itu tidak boleh kemudian dimonopoli oleh kelompok elit.
Sandiaga mengomentari Bamim Wong lewat perusahaannya, PT Toger Wong Entertainment, yang mendaftarkan Citayam Fashion Week.
Dalam fenomena ini, kata dia, dapat diambil pelajaran bahwa Fashion merupakan milik semua orang dan dapat dinikmati oleh siapa pun.
Namun, ada usulan Sandiaga yang uga menarik. Ia memiliki bayangan, Citayam Fashion Week juga bisa dilakukan di dalam gerbong kereta api.
“Kemarin malam saya naik kereta dan terpikir kenapa CFW tidak dilakukan di gerbong kereta api? Alangkah baiknya bisa diisi dengan fesyen terkini di atas gerbong. Itu bisa menjadi Citayam Fashion on the Train, bisa menjadi tren yang berkelanjutan,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Baim Wong Minta Maaf dan Lepaskan Merek Citayam Fashion Week Yang Didaftarkannya
Terkait sikapnya kepada aksi Baim Wong, lain dengan Ridwan Kamil yang keras sikapnya terhadp Baim Wong, Sandiaga tampak lebih lunak.
Melihat pro dan kontra terkait pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) atas Citayam Fashion Week, Sandiaga Uno menegaskan tak mau berprasangka buruk.
"Saya mau berprasangka baik kalau niat Baim baik untuk memberikan perlindungan dan bekerja sama dengan kelompok anak-anak Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok (SCBD),” kata dia, Senin 25 Juli 2022.
Saat ini pihaknya masih ingin berkoordinasi dengan pihak Baim Wong agar niat baik yang ingin disampaikan tidak menuai pro dan kontra.
Adapun hasil koordinasi antara Baim dan Sandiaga Uno dikabarkan akan disampaikan pekan depan.
Lebih jauh, ia juga memikirkan bagaimana agar niat Baim Wong tersebut dapat memicu kebangkitan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja.
Ia juga mengatakan pihaknya sedang berupaya untuk memberikan ruang publik baru yang nyaman bagi para remaja yang berkumpul di Dukuh Atas, Jakarta, tersebut. ***
