Update Fenomena Embun Es di Dieng, BMKG Sebut Masih Akan Terjadi Hingga 10 Hari

- 1 Juli 2022, 22:14 WIB
Embun Es di Dieng Muncul, Suhu Capai Minus 2 Derajat Celcius
Embun Es di Dieng Muncul, Suhu Capai Minus 2 Derajat Celcius /A.Purwoko/Yogyaline.com/instagram wonosobozone

YOGYALINE - Update fenomena embus es di Dieng, Jawa Tengah, masih menarik perhatian warga terutama luar daerah. Hingga awal Juli, wisatawan dari luar daerah yang berkunjung ke Dieng kian ramai.

Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan fenomena embun es yang mulai muncul di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Kamis 30 Juni 2022 masih akan berlangsung hingga 10 hari ke depan.

"Terkait fenomena embun es, masih berkaitan dengan adanya dua pusat tekanan rendah (LPA) di belahan bumi utara (BBU), yaitu pusat tekanan rendah 04W berada di Laut China Selatan sebelah barat Filipina dan pusat tekanan rendah 98W di timur laut Filipina," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedie di Banjarnegara dikutip Antara.

Baca Juga: Embun Es di Dieng Muncul, Menandai Cuaca Esktrem Tiba, Begini Ketebalannya

Menurut dia kondisi tersebut ditambah dengan kuatnya Monsoon Australia (angin timuran) yang membawa udara kering yang berpengaruh pada pengurangan curah hujan di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah.

Sehingga dalam beberapa hari kondisi cuaca di Jateng cenderung cerah hingga berawan.

Kondisi tersebut akan bertahan hingga sepuluh hari awal di bulan Juli 2022 (1-10 Juli). Setelah itu akan kembali cenderung basah (musim kemarau).

Hal ini karena pengaruh suhu muka air laut sekitar Jawa yang hangat dan anomali iklim La Nina dengan intensitas lemah dengan probabilitas sekitar 66 persen hingga periode Juli-Agustus 2022.

"Jadi, fenomena tersebut masih dimungkinkan terjadi pada periode dasarian pertama bulan Juli 2022," kata Setyoajie.

Disinggung mengenai suhu udara di Dieng saat embun upas muncul pada Kamis (30/6) 2022 dini hari,  Setyoajie Prayoedie  mengatakan berdasarkan pengamatan berkisar minus 1 derajat Celcius pada pukul 04.00 WIB hingga 05.00 WIB.

Baca Juga: Suhu Ekstrem di Dieng capai Minus 1 derajat Celcius, Embun Es Muncul di Sejumlah Lokasi

Sementara dalam siaran persnya, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang Sutikno mengatakan embun upas (bun upas) menurut penduduk Dieng adalah embun racun.

"Fenomena itu terjadi ketika suhu menjadi sejuk, lantas turunlah embun-embun yang dingin lagi beku. Embun inilah yang menyelimuti tanaman kentang dan masyarakat Dieng menyebutnya dengan embun upas karena memang efeknya membuat kentang mati tersiakan," katanya.

Menurut dia, beberapa faktor yang berperan terbentuknya embun es yang didahului suhu dingin ekstrem di Dieng, antara lain adalah gerak semu matahari, intrusi suhu dingin, dan laju penurunan suhu terhadap ketinggian.

Ia mengatakan kejadian fenomena embun upas di kawasan Dataran Tinggi Dieng pada tahun 2021 diawali pada bulan Mei, tepatnya tanggal 10 Mei 2021, berikutnya pada 7 Juli 2021 dan berita terakhir pada 15-16 Juli 2021.

Baca Juga: Mahasiswi Pemotor yang Gigit Tangan Polisi di Jakarta Jadi Tersangka

"Kemudian pada tahun 2022, embun es terjadi lebih dini, yakni di awal tahun 2022, tepatnya tanggal 4 Januari 2022. Kemudian pada 30 Juni 2022," kata Sutikno.

Lebih lanjut, ia mengatakan fenomena suhu dingin malam hari dan embun beku di lereng pegunungan Dieng lebih disebabkan kondisi meteorologis dan musim kemarau yang saat ini tengah berlangsung.

Menurut dia, suhu udara saat puncak kemarau umumnya lebih dingin dan permukaan bumi lebih kering.***

Editor: A. Purwoko

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x