Mengenal Sejarah dan Budaya Thionghoa Mataram, Cukup Kunjungi Even Pekan Budaya di Jogja Ini

- 5 Maret 2024, 16:47 WIB
PBTY atau Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta kembali digelar mulai 4 hingga 10 Maret 2024 di Hoo Hap Hwee atau Perkumpulan Budi Abadi, Bintaran Wetan, Yogyakarta. Dalam even tahun ini mengangkat tema Lestari Budaya Bagi Negeri.
PBTY atau Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta kembali digelar mulai 4 hingga 10 Maret 2024 di Hoo Hap Hwee atau Perkumpulan Budi Abadi, Bintaran Wetan, Yogyakarta. Dalam even tahun ini mengangkat tema Lestari Budaya Bagi Negeri. /purwoko/yogyaline.com/jogjakota

YOGYALINE - Warga Yogyakarta maupun wisatawan dapat menikmati sekaligus memahami bagaimana akulturasi dan sejarah tentang Tionghoa Mataram di Kota Yogyakarta. Masyarakat cukup datang pada even Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) 2024 di Kota Yogya.

Even tahunan, PBTY kembali digelar mulai 4 hingga 10 Maret 2024 di Hoo Hap Hwee atau Perkumpulan Budi Abadi, Bintaran Wetan, Yogyakarta. Dalam even tahun ini mengangkat tema Lestari Budaya Bagi Negeri.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengapresiasi konsistensi even PBTY, dimana selama 19 tahun even ini selalu digelar. PBTY bahkan menjadi even tahunan dan selalu ditunggu-tunggu masyarakat maupun wisatawan. 

Baca Juga: Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024 Digelar Maret: Bisa Eksplor Budaya Peranakan Tionghoa Mataram

"Ini menjadi karya yang cantik dan menarik untuk dinikmati masyarakat. Sajian khas PBTY yakni dengan pertunjukan budaya dan bazar kulinernya,” ungkapnya pada pembukaan PBTY 2024  pada Senin malam.

PBTY tahun ini menghadirkan hal yang berbeda yaitu lebih kental dengan edukasi dan sejarah melalui pameran. Menurutnya PBTY menjadi satu even yang bisa memberikan gambaran juga edukasi kepada masyarakat luas, bagaimana budaya Tionghoa di Kota Yogyakarta sudah berakulturasi dengan budaya Jawa.

"Melalui pameran yang ada di PBTY tentunya akan memberikan wawasan juga pengetahuan bagi masyarakat. Kemudian dengan atraksi yang disajikan, akan semakin menarik perthatian pengunjung untuk datang”.

“PBTY juga menjadi penggerak even ekonomi kreatif dan pariwisata di Kota Yogyakarta," terangnya.

Ia mengajak kepada pengunjung untuk ikut serta mempromosikan dan mengajak masyarakat luas, melalui media sosial agar semakin banyak yang datang ke PBTY yang akan berlangsung selama tujuh hari.

Paniradya Pati Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho menyampaikan bahwa PBTY menjadi pembuktian betapa kayanya keragaman suku bangsa dan budaya yang hidup di Yogyakarta. PBTY diharapkan menjadi momen spesial seiring transformasi signifikan dari segi konsep penyelenggaraannya. 

"Pendidikan tanpa batas sangat relevan dengan konsep PBTY tahun ini di mana menghubungkan masa lalu, kini dan masa depan, salah satunya tentang batik peranakan yang jadi simbol akulturasi Jawa dan Tionghoa. Mari jadikan PBTY untuk momen belajar, berbagi dan merasakan kekayaan budaya Jogja," ujarnya. 

Baca Juga: Menenal Kawasan Wisata Budaya Kotabaru Yogyakarta, Punya Kekhasan Bangunan Indis

Sementara itu, Ketua Panitia PBTY 2024 Ernest Lianggar Kurniawan menjelaskan, gelaran kali ini lebih mengedepankan edukasi budaya Tionghoa Mataram yang belum banyak dikenal masyarakat. Di mana ada ruangan yang dibuat seperti museum dan ruang pameran yang disajkan.

“Kalau di tahun-tahun sebelumnya PBTY berlangsung di Kawasan Ketandan yang lebih banyak mengedepankan pertunjukan kesenian, kali ini bergeser ke Perkumpulan Budi Abadi yang mengutamakan edukasi tentang budaya-budaya Tionghoa yang belum banyak dikenal masyarakat. Misalnya barongsai dari masa ke masa, meja sembahyang beserta isinya, serta banyak budaya lainnya,” jelasnya.***

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x