Kubah Lava Barat Daya Gunung Merapi Masih Berpotensi Longsor, Cek Update Intensitas dan Jarak Luncuran

13 Maret 2023, 15:51 WIB
Kubah lava Gunung Merapi sisi barat daya masih menyimpan potensi luncuran awan panas hingga ribuan meter. Data update aktivitas Merapi pada Senin menunjukkan telah terjadi setidaknya 40 kali awan panas guguran. /kukuh setyono/bpptkg/yogyaline.com

YOGYALINE - Perkembangan terkini Gunung Merapi direkam oleh BPPTKG Yogyakarta, bahwa kubah lava sisi barat daya Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) menyimpan potensi bahaya terkait longsoran awan panas.

Dari data update erupsi Gunung Merapi, disebutkan sejak Sabtu (11/3) hingga Senin, 13 Maret 2023 terjadi 60 kali awan panas guguran.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)Agus Budi Santoso, merinci kejadian awan panas guguran terbagi sebanyak 40 kali pada Sabtu, 19 kali pada Minggu 12 Maret 2023 dan satu kali hari Senin hari ini.

Baca Juga: Harga Tiket Kapal Pelni KM Lawit Bulan Maret – April 2023, Rute Tanjung Priok, Sibolga, Nias, Semarang, Kumai

"Ujung luncuran awan panas guguran teramati di sisi barat daya di alur Kali Bebeng. Berdasarkan pantauan foto udara menggunakan drone, jarak luncur awan panas guguran kali ini mencapai 3,7 km dari puncak Gunung Merapi," papar, Senin.

Area luncuran meliputi Kali Woro sejauh 3 Km dari puncak, Kali Gendol sejauh 5 Km, Kali Boyong sejauh 5 Km dan Kali Bedog sejauh 7 Km.

"Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," terangnya.

Agus mengatakan, ada potensi bahaya pada sisi barat daya Merapi yang bersumber dari kubah lava tengah dan kubah lava.

Saat ini terjadi pergerakan atau perubahan bentuk pada permukaan gunung di sisi barat daya Merapi yang terpantau selama dua tahun terakhir.  Saat laju deformasi pada permukaan teramati sepanjang 15 meter.

"Ini sesuatu yang unik, namun berpotensi bahaya sehingga perlu kami sampaikan. Angka deformasi ini lebih besar bila dibandingkan menjelang erupsi 2006 yang kurang dari empat meter dalam waktu relatif cepat," ujar Agus.

Kondisi ini menjadi perhatian BPPTKG karena mereka khawatir tebisng dari puncak sebelah barat tidak stabil dan rawan longsor.  Saat ini Merapi dalam kondisi stabil dan tingkat deformasinya rendah.

Baca Juga: Jadwal Kapal Pelni KM Dorolonda Bulan Maret – April 2023 Rute Surabaya, Makasar, Bau Bau, Bitung, Namlea

'Seiring dengan musim hujan yang masih terjadi di DIY dan Jateng, maka BPPTKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Merapi," tutup Agus. ***/Kukuh Setyono

Editor: A. Purwoko

Tags

Terkini

Terpopuler