"Yang paling banyak adalah monyet ekor panjang, kijang, landak dan luwak," tutur Nurpana.
Dalam disertasinya berjudul Respon Mamalia Darat Ukuran Sedang-Besar pada Berbagai Tipe Gangguan di Lanskap Taman Nasional Gunung Merapi, Nurpana mengatakan mamalia dengan ukuran sedang dan besar seperti monyet dan lutung atau kijang cenderung menghindar dan menjauhi area yang dekat dengan gangguan, baik permukiman maupun penambangan.
“Satwa itu cenderung berada di area tutupan rapat dan menjauh dari area permukiman dan penambangan serta suka pada lahan yang agak tinggi,” jelasnya.
Soal ketersediaan habitat populasi mamalia di TNGM saat ini, ia menyebutkan habitat paling luas dimiliki oleh kucing hutan yang menempati area seluas 5.000 hektar, baik di dalam maupun luar TNGM.
Kemudian diikuti luwak 4.700 hektar, dan kijang menempati area 3.000 hektar, baik di luar maupun di dalam kawasan taman nasional.
Namun demikian, imbuhnya, kondisi habitat kijang saat ini terjadi fragmentasi akibat erupsi dan adanya aktivitas permukiman penduduk. Lokasi habitat tersebut berada di utara dan selatan gunung Merapi.
"Antara wilayah utara dan selatan terputus yang akan memberikan dampak pada pelestarian area yang seharusnya populasinya bisa terhubung," tuturnya.
Ia menjelaskan gangguan habitat yang paling tinggi terjadi pada habitat yang terdampak akibat gangguan aktivitas penambangan.