Dalam pengamatan Retno, sulitnya seleksi dan proses Program Pendidikan Dokter Spesialis menjadi salah satu penghambat bagi dokter yang ingin meneruskan pendidikannya.
“Negara harus bisa melihat pentingnya dokter spesialis saat ini bagi masyarakat. Sama halnya dengan produksi tenaga militer, perlu ada penanganan berbeda dibandingkan pendidikan lain karena ini terkait langsung dengan keselamatan masyarakat dan bangsa,” tuturnya.
Ketua Pokjanas AHS, Ratna Sitompul mengatakan, AHS merupakan model yang tepat untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokter spesialis.
“Di konsep ini, fakultas kedokteran yang terjalin dalam AHS dapat membantu fakultas kedokteran lain yang belum memiliki spesialisasi tertentu karena berbagai keterbatasan. Dengan begitu, kami harap produksi tenaga kerja, khususnya dokter spesialis ini dapat meningkat,” katanya.
Konsep ini terinspirasi Health Education of England (HEE), dimana untuk melakukan suatu produksi.
Pertama yang harus diyakinkan adalah jumlah tenaga kerja harus tepat jumlahnya, tepat keterampilannya, dan memberikan pelayanan yang baik, serta mampu beradaptasi dengan teknologi.
Rektor UGM Ova Emilia mengatakan publik berharap RUU Kesehatan bisa mengatasi permasalahan pelayanan dan pemerataan kesehatan, serta menjamin setiap warga negara memperoleh akses pelayanan kesehatan dan kesejahteraan tanpa pengecualian.
Rektor UGM berharap hadirnya RUU Kesehatan mampu memberikan solusi di bidang kesehatan dengan minimal menimbulkan masalah yang baru.