Wakil Rektor UGM, Dr Arie Sujito: KKN Pasti Membekas di Benak Mahasiswa, Apa Saja Pengabdian untuk Desa?

7 Juni 2023, 08:25 WIB
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni, Universitas Gadjah Mada, Dr Arie Sujito menyebut KKN itu panggilan jiwa, dan bukan hanya sebagai kewajiban kuliah. /purwoko/yogyaline.com

YOGYALINE - Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni, Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Arie Sujito menyebut KKN itu panggilan jiwa, dan bukan hanya sebagai kewajiban kuliah.

KKN mahasiswa bagian dari romantisme untuk bisa berdekatan dan bersinggungan dengan orang-orang desa.

"Karenanya mahasiswa  harus terbiasa berinteraksi dengan orang desa, jika kalian berhasil beradaptasi dan mengalami prosesnya maka dengan sendirinya ilmu yang kita dapatkan akan terus meningkat,” ujar Arie Sujito pada acara pembekalan KKN PPM UGM yang berlangsung di Grha Sabha Pramana UGM Jogja, Selasa, 6 Juni 2023.

Baca Juga: Sosiolog UGM Dr Arie Sudjito Menilai Jelang Pemilu 2024 Depolitisasi Kian Menguat, Begini Repotnya

Proses pengabdian pada masyarakat lewat Kuliah Kerja Nyata (KKN), umumnya membekas di ingatan para mahasiswa.

Bahkan menjadi bagian dari cerita sejarah mahasiswa dalam memberikan kontribusi riil ke masyarakat.

Di hadapan ribuan mahasiswa KKNPPM UGM periode II tahun 2023 yang akan diberangkatkan pada pertengahan Juli mendatang, Arie Sujito mengatakan program KKN PPM merupakan bagian dari proses pembentukan karakter kepemimpinan.

KKN sekaligus untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi dan menerapkan ilmu yang didapatkan selama di kampus.

Saat ini jumlah desa di Indonesia mencapai lebih dari 83 ribu. Dengan adanya UU No 6 tahun 2014 tentang Desa, telah mendorong percepatan pembangunan ekonomi masyarakat desa.

Dengan adanya program dana desa yang dikelola oleh pemerintah desa secara langsung.

Baca Juga: Penerimaan Mahasiwa Baru UGM Jalur Ujian Mandiri Sudah Bisa Mendaftar, Ini Syarat dan Jadwal - Lokasi Tes

"Desa mengalami perubahan dari sisi pembangunan hingga penerapan teknologi yang ada di desa. Mahasiswa KKN bisa menerapkan pengetahuan dan inovasi yang sudah dimiliki dimaknai berdasarkan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

Selama di lokasi KKN, kata Ari, mahasiswa harus memiliki kemampuan beradaptasi lebih cepat untuk memahami, mendengar dan menjaga sikap toleransi dengan cara menggandeng kelompok pemuda, petani, nelayan, peternak, hingga kaum perempuan.

"Kita ingin pemuda dan  kaum perempuan bisa dijadikan mitra dalam menjalankan program yang dijalankan”.

“Kembangkan potensi yang anda miliki, KKN ini arena untuk melakukan itu. UGM akan memfasilitasi di manapun Anda untuk berproses bisa berjalan baik, mendapatkan pengalaman dalam proses pembelajaran, mendapat nilai bagus, sehat, selalu bersemangat serta saling menghormati,” pesannya.

Peneliti Health Promoting University (HPU) dr. bagas Suryo Bintoro, Ph.D, berpesan agar mahasiswa KKN selama berada di lokasi sering melakukan aktivitas fisik, olahraga dan menjaga pola makan.

Kondisi fisik yang selalu sehat dan prima menurutnya membantu mahasiswa menjalankan program bersama masyarakat dengan lancar.

Namun yang tidak kalah lebih penting juga untuk selalu peduli dan memperhatikan kesehatan mental sesama anggota tim KKN.

Baca Juga: UGM Yogyakarta Dorong Penerapan AHS, Simak Indonesia Kekurangan 30.000 Dokter Spesialis, Kapan Terpenuhi?

“Apabila terjadi hal yang tidak kita inginkan, kalian bisa menghubungi crisis center untuk kesehatan,” ujarnya. ***/bambang sugiharto  

Editor: A. Purwoko

Tags

Terkini

Terpopuler